Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu gerakan yang bertujuan untuk menghemat energi dan mengurangi emisi karbon dari penggunaan listrik adalah gerakan Earth Hour.
Earth hour pertama kali digelar pada 31 Maret 2007. Gerakan ini dilaksanakan dengan mematikan lampu dan semua barang elektronik yang memakai energi listrik selama satu jam, pada pukul 20.30-21.30 sesuai dengan zona waktu setempat.
Menurut jurnal Energy Research & Social Science, selama enam tahun Earth Hour dilaksanakan hingga 2014, jumlah energi yang bisa dihemat dari mematikan lampu sebanyak 4 persen, dengan presentase terkecil di Selandia Baru sebanyak 2 persen dan terbanyak di Kanada 28 persen. Jumlah ini setara 2,3 miliar watt jam (BWH) karena pada 2014 konsumsi listrik orang seluruh dunia sebanyak 20,8 triliun watt jam (TWH) selama setahun.
Menurut jurnal teesrsebut, jika emisi gas rumah kaca dari listrik sebanyak 37 persen dari total emisi tahunan sebanyak 51 miliar ton setara CO2, maka jumlah energi listrik yang bisa dihemat selama satu jam Earth Hour sebanyak 754,8 juta ton setara CO2.
Kemudian, berdasarkan jurnal tersebut, jika satu pohon trembesi bisa menyerap 28 ton setara CO2 setahun, maka emisi yang bisa dihindarkan dari Earth Hour sebanyak 26,95 juta pohon trembesi.
Dengan demikian, mengikuti Earth Hour sama dengan menanam hampir 27 juta pohon. Jika satu pohon menghasilkan oksigen untuk kebutuhan 177 orang, Earth Hour sama dengan menyambung nyawa 4,8 miliar manusia.
"[Earth hour] tidak hanya berguna untuk menghemat listrik, melainkan juga untuk mengingatkan kita bahwa perubahan iklim adalah masalah serius yang memerlukan solusi jangka panjang dan bisa dimulai dari hal sederhana," jelas Chief Executive WWF Canada Megan Leslie, dikutip dari Globalnews, Sabtu (26/03/2022).