Bisnis.com, JAKARTA--Pasukan Rusia mulai mengebom ibu kota Ukraina, Kiev ketika para pemimpin Barat berkumpul di Brussel untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin agar menghentikan perang yang telah berlangsung selama sebulan.
Putin, yang menanggapi sanksi negara Barat dengan membekukan aset negara-negara tersebut, mengatakan bahw Moskow berencana untuk mengalihkan penjualan gasnya dari negara-negara "tidak ramah" dengan menggunakan nilai tukar rubel. Langkah itu sangat mengkhawatirkan pasar internasional.
Sebagai tanda keretakan di jajaran Moskow, seorang ajudan veteran Putin, Anatoly Chubais mengundurkan diri karena perang Ukraina dan telah meninggalkan Rusia tanpa niat untuk kembali, menurut dua sumber. Dia adalah pejabat senior pertama yang memutuskan hubungan dengan Kremlin sejak Putin melancarkan invasi pada 24 Februari.
Meskipun kekuatan invasi melambat di beberapa daerah dan perlawanan Ukraina telah menggagalkan harapan Rusia untuk kemenangan cepat, artileri negara itu dan pesawat perang terus melakukan pemboman mereka di beberapa kota dan warga sipil berlindung di bawah tanah.
"Saya belum pernah melihat kekejaman seperti itu sebelumnya," kata Kateryna Mytkevich, 38, yang mencapai pusat transit perbatasan Polandia di Przemysl dengan anaknya setelah melarikan diri dari kota Chernihiv di timur. Kota itu "hancur total", katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (24/3/2022).
Sememtara itu, Presiden AS Joe Biden terbang ke Eropa untuk menghadiri KTT darurat tentang Ukraina dengan NATO dan para pemimpin Eropa di markas aliansi di Brussels pada hari ini.
Baca Juga
Para pemimpin diperkirakan akan memberikan sanksi tambahan terhadap Rusia. Mereka juga akan setuju untuk meningkatkan pasukan di sayap timur aliansi itu, kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg dalam konferensi pers.
Namun, Stoltenberg mengatakan NATO tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina.
"Sangat penting untuk memberikan dukungan kepada Ukraina dan kami meningkatkannya. Tetapi pada saat yang sama juga sangat penting untuk mencegah konflik ini menjadi perang penuh antara NATO dan Rusia," katanya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam panggilan telepon bahwa dia akan menggunakan pertemuan itu untuk mendorong peningkatan bantuan mematikan defensif ke Ukraina, kata Johnson.
Sedangkan penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan Washington akan mengumumkan paket sanksi terhadap tokoh politik dan oligarki. Para pemimpin G7 juga akan setuju untuk berkoordinasi dalam penegakan sanksi, katanya.