Bisnis.com, JAKARTA - Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan, bahwa dunia harus bertindak untuk mencegah "badai kelaparan dan kehancuran sistem pangan global" setelah invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-19.
Antonio mengatakan kepada wartawan di New York, Senin (14/3/2022), bahwa perang berisiko memicu konsekuensi luas bagi pasokan makanan global yang akan berdampak buruk pada yang termiskin.
"Perang ini jauh melampaui Ukraina. Ini juga merupakan serangan terhadap orang dan negara paling rentan di dunia," kata Guterres dikutip dari channelnewsasia.com, Selasa (15/3/2022).
Bahkan sebelum perang, katanya, negara-negara berkembang "berjuang untuk pulih dari pandemi - dengan rekor inflasi, kenaikan suku bunga, dan beban utang yang menjulang".
"Sekarang keranjang roti mereka dibom," kata Guterres, mencatat bahwa Ukraina memasok lebih dari setengah pasokan gandum untuk Program Pangan Dunia (World Food Programme).
Dia memperingatkan, bahwa indeks harga pangan global PBB berada pada level tertinggi yang pernah ada dan bahwa 45 negara kurang berkembang di dunia mengimpor setidaknya sepertiga gandum mereka dari Ukraina atau Rusia.
Baca Juga
Mereka termasuk Burkina Faso, Mesir, Republik Demokratik Kongo, Lebanon, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman.
"Kita harus melakukan segala kemungkinan untuk mencegah badai kelaparan dan kehancuran sistem pangan global," ujar Guterres seraya menyerukan permusuhan segera diakhiri.