Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Pembangunan IKN Pekerjaan Besar, Butuh Waktu 15-20 Tahun

Jokowi memperkirakan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara baru bisa selesai dalam kurun 15 hingga 20 tahun ke depan.
Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo menginap sehari di IKN Nusantara, Senin (14/3/2022). JIBI/Bisnis-Nancy Junita @jokowi
Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo menginap sehari di IKN Nusantara, Senin (14/3/2022). JIBI/Bisnis-Nancy Junita @jokowi

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara baru bisa selesai dalam kurun 15 hingga 20 tahun ke depan. Pasalnya, pembangunan IKN adalah pekerjaan yang besar dan tidak mudah.

"Ini kan sebuah pekerjaan yang raksasa besarnya, ini pekerjaan yang besar sekali, dan juga bukan pekerjaan yang mudah, ini pekerjaan rumit. Oleh sebab itu memang butuh waktu yang panjang," kata Jokowi dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/3/2022).

Jokowi mengatakan, persiapan pembangunan IKN Nusantara nantinya akan disiapkan oleh kepala otorita. Saat ini diketahui Jokowi sudah menunjuk Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dan Wakil Kepala IKN Dhony Rahajoe.

"Perkiraan kita antara 15 sampai 20 tahun baru bisa diselesaikan dan kita harapkan dengan sudah terbentuknya otorita, ada kepala otorita dan wakil kepala otorita nanti yang menyiapkan. Kelembagaan juga ada," ujarnya.

Lebih lanjut, dia menegaskan perencanaan yang lebih detail terkait pembangunan IKN jug akan dilakukan. Namun, hal yang terpenting adalah pengerjaan infrastruktur harus segera dimulai.

"Nanti perencanaan yang lebih detail, entah itu ide dan lain-lain juga disiapkan, sehingga akan semakin kelihatan, tetapi yang paling penting infrastruktur dasar itu yang harus segera dimulai," ungkapnya.

Jokowi juga menjelaskan terkait alasan pemerintah memilih Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara yang baru. Dia mengungkpakna tujuan utama pemindahan IKN ke luar Pulau Jawa ialah untuk pemerataan dan keadilan ekonomi.

Menurut Jokowi, 58 persen perputaran ekonomi ada di pulau Jawa khususnya Jakarta, padahal Indonesia memiliki 17.000 pulau.

“Juga ada banyak alasan, karena ada banyak lahan dan yang paling penting pemindahan (IKN)) ini untuk pemerataan, untuk keadilan, karena kita memiliki 17.000 pulau yang 56 persennya ada di Jawa. Ada 156 juta populasinya Indonesia ada di pulau Jawa,” jelasnya.

Jokowi juga mengungkapkan alasan mengapa dirinya memilih Titik Nol Ibu Kota di wilayah Penajam Paser Utara (PPU). Berdasar kajian Bappenas sejak 2014, Jokowi akhirnya memutuskan lokasinya di wilayah tersebut.

“Ada banyak lokasi (IKN) kemudian diciutkan, diciutkan akhirnya menjadi 3 dan diputuskan di Kalimantan Timur di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, karena ini adalah titik yang paling tengah jika diambil dari barat, timur, utara dan selatan. Di sini tengahnya,” tuturnya.

Selain itu, Jokowi kembali mengutarakan jika pemindahan ibu kota negara sudah direncakan oleh beberapa presiden seperti Soekarno, Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono.

“Ini proses yang Panjang. Ini sudah diputuskan oleh Bung Karno kira-kira pada tahun 1957, tapi karena pergolakan mundur, mundur akhirnya tidak jadi. Saat Presiden Soeharto juga sama ingin memindahkan ibu kota ke Jawa Barat tapi tidak jadi karena ada peristiwa 1998. Presiden SBY juga melakukan kajian-kajian untuk memindahkan ibu kota karena banyak juga alasan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper