Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan pemindahan ibu kota negara (IKN) ke luar pulau Jawa yaitu Kalimantan Timur.
Dia mengatakan pemindahan IKN ke Kalimantan Timur bertujuan untuk pemerataan dan keadilan ekonomi. Menurut Jokowi, 58 persen perputaran ekonomi ada di pulau Jawa khususnya Jakarta, padahal Indonesia memiliki 17.000 pulau.
“Juga ada banyak alasan, karena ada banyak lahan dan yang paling penting pemindahan (IKN)) ini untuk pemerataan, untuk keadilan, karena kita memiliki 17.000 pulau yang 56 persennya ada di Jawa. Ada 156 juta populasinya Indonesia ada di pulau Jawa,” ujar Jokowi dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (15/3/2022).
Jokowi yang berkemah sejak Senin (14/3) malam kemarin juga mengungkapkan alasan mengapa dirinya memilih Titik Nol Ibu Kota di wilayah Penajam Paser Utara (PPU). Berdasar kajian Bappenas sejak 2014, Jokowi akhirnya memutuskan lokasinya di wilayah tersebut.
“Ada banyak lokasi (IKN) kemudian diciutkan, diciutkan akhirnya menjadi 3 dan diputuskan di Kalimantan Timur di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, karena ini adalah titik yang paling tengah jika diambil dari barat, timur, utara dan selatan. Di sini tengahnya,” ungkap Jokowi sembari menunjuk lokas kemahnya tersebut.
“Ini itung-itungan geospasial yang dilakukan Kementerian PU dan ini titik untuk istananya. Di tempat tertinggi dari permukaan laut kira-kira 80 meter. menjuru kanan kiri," imbuhnya.
Selain itu, Jokowi kembali mengutarakan jika pemindahan ibu kota negara sudah direncakan oleh beberapa presiden seperti Soekarno, Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono.
“Ini proses yang Panjang. Ini sudah diputuskan oleh Bung Karno kira-kira pada tahun 1957, tapi karena pergolakan mundur, mundur akhirnya tidak jadi. Saat Presiden Soeharto juga sama ingin memindahkan ibu kota ke Jawa Barat tapi tidak jadi karena ada peristiwa 1998. Presiden SBY juga melakukan kajian-kajian untuk memindahkan ibu kota karena banyak juga alasan,” ungkapnya.