Bisnis.com, JAKARTA - Majelis Profesor Riset mengukuhkan empat orang profesor di lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Jakarta, Kamis (10/3/2022).
Keempat profesor riset tersebut adalah Profesor Ratih Dewanti, urutan ke-634, Profesor Ganewati Wuryandari, urutan ke-635, Profesor Widjajanti, urutan ke-636, dan Profesor Rike Yudianti, urutan ke-636.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan gelar Profesor Riset adalah gelar tertinggi yang dicapai oleh seseorang dalam karirnya sebagai periset.
“Gelar Profesor Riset tidak hanya merupakan gelar yang diberikan secara melekat, namun yang lebih daripada itu, gelar ini memberikan beban tambahan yang tidak ringan kepada yang telah dikukuhkan,” katanya melalui keterangan resmi, Kamis (10/3/2022).
Handoko menegaskan, Profesor Riset juga memiliki tanggung jawab yang sangat besar, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi diharapkan menjadi penghela terdepan untuk kelompok-kelompok risetnya.
Dia menambahkan, berdirinya BRIN sebagai lembaga riset merupakan bagian dari milestone perubahan besar dalam kelembagaan riset di Indonesia.
“Saya yakin dengan adanya SDM dan talenta yang kita miliki, termasuk empat Profesor Riset yang baru dikukuhkan, kita dapat melakukan percepatan untuk mewujudkannya dalam waktu yang tidak terlalu lama,” katanya.
Terpenting dari semua itu, sesuai dengan tugas fungsi dan tujuan berdirinya, BRIN harus fokus dalam melakukan aktivitas riset, untuk memberikan yang terbaik memajukan riset dan inovasi di Indonesia.
Pengukuhan empat Profesor Riset yang baru, sambungnya, membuktikan bahwa BRIN pada khususnya memiliki kesinambungan kaderisasi peneliti untuk menghasilkan karya-karya penelitian berkualitas internasional.
“Semoga hal ini bisa menjadikan semangat bagi para peneliti lainnya, agar kaderisasi kompetensi tetap terjaga dan berkesinambungan,” harapnya.
Adapun keempat profesor riset tersebut telah memaparkan orasi dibidangnya masing-masing
Profesor Ratih Dewanti, pakar Bidang Penginderaan Jauh menyampaikan model yang efisien dalam pengolahan data penginderaan jauh optik, yang dikontribusikan untuk menghasilkan data dan informasi dalam mendukung pemantauan mangrove.
Model tersebut apabila diintegrasikan dengan perkembangan konsep mutakhir akan memberi bobot yang lebih signifikan dalam pengolahan data penginderaan jauh optik untuk mangrove.
Profesor Ganewati Wuryandari pakar Bidang Hubungan Internasional, dalam orasinya tentang Politik Luar Negeri Era Reformasinya. Fia menyampaikan perjalanan Indonesia dari awal penjajahan yang berperan aktif dalam percaturan politik internasional.
Indonesia diharapkan dapat memadukan strategi normatif dan fungsional dalam menjalankan peran sebagai negara kekuatan menengah.
Di samping itu, pelibatan pemangku kepentingan juga diperlukan sehingga ada legitimasi lebih kokoh untuk mendukung pelaksanaan politik luar negeri kedepannya.
Profesor Widjajanti pakar Bidang Sosiologi Gender, menyampaikan orasi yang berisi sebuah perjalanan, pembelajaran dan pengalaman.
Orasi yang disampaikan mengenai perspektif sosiologi feminisme untuk menunjukkan lemahnya representasi perempuan dan upaya resistansinya.
Profesor Rike Yudianti pakar Bidang Teknik Material, memaparkan orasi terkait dengan pemanfaatan nanokomposit berbasis nanoselulosa dan nano karbon sebagai material fungsional.
Perkembangan iptek dan potensi nanoselulosa dan nanokarbon, pengembangan nanokomposit berbasis nanoselulosa dan nano karbon, dan peluang pemanfaatan nanoselulosa dan nano karbon di Indonesia.