Bagaimana sikap NATO dan Rusia?
NATO telah menegaskan pernyataan dari pemerintah AS bahwa menegakkan no-fly zone hanya akan menempatkan aliansi militer dalam konfrontasi langsung dengan Rusia. Artinya, NATO secara eksplisit menolak seruan Ukraina untuk menerapkan zona larangan terbang.
“Kami bukan bagian dari konflik ini. Kami memiliki tanggung jawab sebagai sekutu NATO untuk mencegah perang ini meningkat di luar Ukraina karena itu akan lebih berbahaya, lebih menghancurkan, dan akan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg setelah pertemuan blok transatlantik pekan lalu.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan negara Barat agar tidak mempertimbangkan zona larangan terbang di atas Ukraina. Jika no-fly zone diterapkan ini artinya NATO ikut berpartisipasi dalam perang.
“Setiap gerakan ke arah ini akan kami anggap sebagai partisipasi dalam konflik bersenjata oleh negara itu [Barat],” kata Putin.
Senator Hawkish dari Partai Republik Marco Rubio serta anggota parlemen yang lebih Dovish seperti Senator Demokrat Chris Murphy telah berbicara menentang proposal tersebut.
"[No-fly zone] merupakan ide yang buruk dan Kongres tidak akan pernah mengizinkannya. Peralatan militer untuk Ukraina, dukungan kemanusiaan untuk Ukraina, sanksi yang melumpuhkan terhadap Rusia, pergerakan pasukan AS ke sayap timur NATO, ini semua adalah langkah yang benar. Namun, perang langsung antara dua kekuatan nuklir dunia harus menjadi non-starter,” tulis Murphy di Twitter pekan lalu.
Marco Rubio mengatakan zona larangan terbang telah menjadi “slogan” dengan banyak orang gagal memahami apa artinya.
“No-fly zone bukan aturan yang Anda lewati yang harus dipatuhi semua orang. Kesediaan untuk menembak jatuh pesawat Federasi Rusia, yang pada dasarnya adalah awal dari Perang Dunia III,” kata Rubio kepada ABC News.