Bisnis.com, SOLO - Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengungkap hasil temuan lapangan usai mengunjungi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo pada Sabtu (12/2/2022).
Dari hasil di lapangan, pihaknya mengatakan bahwa benar ada kekerasan yang dilakukan aparat kepada warga sekitar.
Warga trauma
“Yang kami temukan memang ada kekerasan yang dilakukan oleh aparat, kemudian warga masih trauma,” ujar dia saat dihubungi pada Minggu, 13 Februari.
Komnas HAM pun meminta agar Ganjar fokus pada pemulihan trauma bagi warga Desa Wadas, khususnya untuk perempuan dan anak-anak.
"Juga soal jaminan keamanan, tidak lagi intimidasi, terus kemudian tidak ada ancaman atau pemaksaan," katanya lagi.
Baca Juga
Menurut Beka, usulan-usulan tersebut diterima oleh Ganjar.
"Dia (Ganjar) menyatakan bertanggung jawab atas kejadian kemarin dan akan menindaklanjuti saran Komnas HAM," ujar Beka soal insiden di Desa Wadas.
Medsos LBH dan aktivis diretas
Di sisi lain, media sosial LBH Yogyakarta dan para aktivis pembela Desa Wadas sempat mengalami peretasan.
"Pola serangan seperti peretasan ini sering terjadi pada pembela-pembela HAM yang kritis terhadap kebijakan publik. Hal ini bukanlah tindak pidana biasa seperti ilegal akses atau hacking, tapi ini merupakan serangan balik yang bisa membahayakan jiwa Pembela HAM," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Ade Wahyudin, dikutip dari Tempo.
Peretasan awalnya terjadi terhadap Direktur LBH Yogyakarta, Yogi Zul Fadhli pada Sabtu, 12 Februari 2022. Pada pukul 15.34, Yogi mendapatkan pesan masuk dari WhatsApp yang berisi nomornya sedang didaftarkan di perangkat baru beserta info kode WhatsApp.
Yogi kemudian membuka aplikasi WhatsApp dan menerima pemberitahuan bahwa nomornya tidak lagi terdaftar di WhatsApp.
Menurut keterangan WhatsApp, dia telah mendaftarkan nomor pada telepon lain. Padahal dia tidak sedang mendaftarkan nomor teleponnya pada perangkat lain.
Yogi berupaya mengambil alih lagi WhatsApp-nya. Pukul 15.44, WhatsApp dia sudah kembali.
Di hari yang sama pada jam yang berbeda, ponsel narahubung acara jumpa pers jaringan masyarakat sipil yang bersolidaritas terhadap warga Wadas juga mengalami peretasan.
Dean, nama pemilik ponsel tersebut, tidak bisa membuka pesan di WhatsApp dengan keterangan terkunci.
Dean kemudian memutuskan keluar dari grup WhatsApp yang beranggotakan jaringan masyarakat sipil itu.
Peretasan itu membuat aktivis yang bersolidaritas terhadap warga Wadas menjadi terhambat untuk saling berkomunikasi. Imbasnya, sebagian grup percakapan dinonaktifkan.
Instagram LBH Yogyakarta tak bisa diakses
Sebelumnya, akun Instagram LBH Yogyakarta juga sempat tak bisa diakses pada Selasa, 8 Februari 2022, pukul 23.20 WIB.
Akun tersebut mengunggah konten tentang penangkapan warga Desa Wadas oleh polisi. Meskipun sempat diretas, kini akun instagram LBH Yogyakarta sudah kembali pulih.
Ade tidak ingin menyimpulkan siapa pelaku dibalik peretasan tersebut, namun publik bisa menilai sendiri.
"Soal pelaku ini memang agak sulit untuk menyimpulkan siapanya. Tapi faktanya, ada serangan dan bertepatan dengan advokasi Wadas," tuturnya.
LBH Yogyakarta selama ini mendampingi warga Wadas yang menolak penambangan batuan andesit. Kekisruhan pun terjadi di Desa Wadas pada awal pekan lalu.
Sejumlah warga Wadas ditangkap lantaran berkukuh menolak lahannya diukur dan dibebaskan untuk penambangan batu andesit.