Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kota Baise Dikunci, China Pertahankan Kebijakan Nol Covid-19

Kota Baise di China dikunci dan tidak boleh ada warga yang keluar dan masuk ke kota  berpenduduk di 3,57 juta tersebut akibat meningkatnya kembali penyebaran Covid-19.
Suasana terminal keberangkatan di Beijing Capital International Airport in Beijing, China/ Bloomberg
Suasana terminal keberangkatan di Beijing Capital International Airport in Beijing, China/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kota Baise di China dikunci dan tidak boleh ada warga yang keluar dan masuk ke kota  berpenduduk di 3,57 juta tersebut akibat meningkatnya kembali penyebaran Covid-19.

Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Wu Zunyou mengatakan penguncian itu dilakukan karena China akan tetap memberlakukan kebijakan “Nol Covid-19” secara dinamis.

Menurutnya, selama tidak ada cara lain untuk menahan penyebaran virus, negara itu tidak akan mengubah  kebijakan pengendalian pandemi tersebut sebagaimana dikutip TheGuardian.com, Senin (7/2/2022).

Dalam wawancara dengan Global Times, Kepala Epidemologi China itu juga mengatakan, bahwa meskipun China telah mencapai tingkat vaksinasi 70 persen, namun selama Virus Corona dapat menghindari kekebalan maka orang masih bisa terjangkit.

Karena itu, Kota Baise di Provinsi Guangxi telah dikunci dan orang-orang yang tidak diizinkan masuk atau keluar.

Wu juga merujuk pada wabah baru-baru ini di kota pelabuhan utara Tianjin, banyak orang yang terinfeksi Omicron meski telah divaksinasi.

Ini adalah konfirmasi terbaru dari Beijing bahwa China tidak akan mengubah kebijakan itu dalam waktu dekat, katanya.

“Dulu kita mengira Covid -19 pada dasarnya dapat ditanggulangi melalui vaksin, tetapi sekarang tampaknya tidak ada cara sederhana untuk mengendalikannya kecuali dengan langkah-langkah komprehensif. Padahal vaksin adalah senjata paling penting dalam mengendalikan epidemi, termasuk Omicron, kata Wu.

Dia mengatakan kepada Global Times bahwa hidup dengan Covid adalah "tugas permanen bagi manusia".

Jumlah kasus Covid-19 di China sempat mencapai level tertinggi sejak Maret 2020, pada 17 Januari lalu atau tiga minggu sebelum gelaran Olimpiade Musim Dingin di Beijing.

Sebanyak 223 kasus dilaporkan, termasuk 80 lainnya di kota pelabuhan Tianjin, dan sembilan lagi, termasuk kasus varian Omicron yang sangat menular yang (muncul di pusat manufaktur selatan Guangdong.

Sebanyak 68 kasus lainnya dilaporkan di seluruh provinsi Henan tengah, di mana penguncian sebagian dan pengujian massal telah diluncurkan untuk jutaan penduduk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper