Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Peru Hector Valer mengajukan pengunduran diri hanya setelah 4 hari masuk kerja. Pengunduran diri Valer diajukan setelah dirinya dituduh terlibat dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Dilansir Bloomberg pada Minggu (6/2/2022), Valer mengatakan di Lima pada Sabtu, bahwa dia telah mengirim surat pengunduran dirinya kepada Presiden Pedro Castillo.
Mengutip laporan di surat kabar lokal, tuduhan tersebut datang dari mantan tetangganya yang menyebut Perdana Menteri (PM) Valer pernah melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap istri dan putrinya.
Kendati demikian, Valer menampik hal tersebut, tetapi penunjukannya memicu protes dari organisasi perempuan dan berbagai pihak.
“[Saya akan] mundur untuk menyembuhkan luka-lukanya dan kembali ketika publik menginginkannya,” kata Valer.
Dalam pidato nasional pada Jumat, Castillo mengatakan bahwa dia akan membuat perubahan pada kabinet yang dia tunjuk beberapa hari sebelumnya. Meski begitu, dia tidak memerinci pejabat mana yang akan pergi.
Valer sendiri adalah adalah perdana menteri ketiga Castillo sejak dia menjabat sebagai Presiden Peru dalam waktu kurang dari tujuh bulan lalu.
Castillo sendiri memenangkan kursi presiden pada 2021 sebagai aktivis yang kurang dikenal dan mantan guru sekolah pedesaan.
Dia tidak dapat memenuhi janji kampanye untuk menguasai negara dan meningkatkan perlindungan sosial, karena konflik yang terjadi terus-menerus antara menterinya sendiri, partai-partai, dan pembuat kebijakan.
Sejumlah anggota dewan yang awalnya mendukung Presiden Castillo akhirnya berbalik lepas tangan, setelah muncul nama Valer. Bahkan, penolakan juga datang dari pendiri partai tempat Castillo bernaung, Even Vladimir Cerron.
Penunjukan menteri lain juga membuat marah banyak masyarakat Peru, termasuk Menteri Perempuan yang menentang kesetaraan gender, dan Kepala Lingkungan tanpa pengalaman dalam manajemen publik.