Bisnis.com, JAKARTA - Pedro Castillo mengatakan luka kolonial Peru masih mendalam dan dia akan berusaha untuk menyembuhkannya sambil menjanjikan stabilitas ekonomi dalam pidato pelantikannya sebagai presiden Peru.
Berbicara pada hari yang juga menandai ulang tahun ke-200 negara itu sejak mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol, Castillo mengatakan perpecahan era kolonial yang memisahkan kelas dan ras di Peru tetap ada.
"Kekalahan Kekaisaran Inca memunculkan era kolonial. Saat itulah kasta dan perbedaan yang bertahan hingga hari ini ditetapkan," kata Castillo, putra petani miskin yang perjalanannya menuju kursi kepresidenan didorong oleh dukungan dari masyarakat miskin pedesaan.
"Ini adalah pertama kalinya negara ini akan diperintah oleh seorang petani," kata Castillo seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (29/7/2021).
Mengenakan topi bertepi lebar yang menjadi ciri khasnya, dia juga mencoba memberikan nada damai bagi investor. Dia berjanji untuk menghormati properti pribadi dan menetapkan aturan yang jelas bagi para penambang atau sektor ekonomi yang penting.
Castillo, 51, terpilih dalam pemilihan yang memecah belah sekaligus menggarisbawahi ketidaksetaraan antara orang Peru perkotaan dan pedesaan. Pada akhirnya, Castillo, seorang guru sekolah dasar yang didukung oleh partai Marxis, menang dengan selisih tipis melawan Keiko Fujimori yang berpendidikan konservatif di AS.
Baca Juga
"Tiga abad di mana wilayah ini milik Kerajaan Spanyol. Mereka mengeksploitasi mineral yang menopang perkembangan Eropa yang sebagian besar dengan kerja keras dari banyak kakek-nenek kita," katanya dalam pidatonya.
Dalam isyarat simbolis, Castillo mengatakan dia tidak akan tinggal di istana pemerintah Lima yang dikenal sebagai 'Rumah Pizarro', yang diambil dari nama penakluk Spanyol yang mengalahkan Kekaisaran Inca lima abad yang lalu.
Kemenangan Castillo mengkhawatirkan investor dan membuat takut orang kaya Peru karena takut bahwa partainya akan menjungkirbalikkan ekonomi dengan rencana konstitusi baru.
Dia juga mengatakan ingin menaikkan pajak pertambangan untuk mendanai reformasi kesehatan dan pendidikan. Peru merupakan produsen tembaga terbesar kedua di dunia.