Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Saat Jokowi Ditanya soal Ketergantungan Batu Bara, Ini Jawabannya

Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) Klaus Schwab menanyakan ke Jokowi soal ketergantungan Indonesia terhadap pembangkit listrik tenaga batu bara.
Aprianus Doni Tolok
Aprianus Doni Tolok - Bisnis.com 21 Januari 2022  |  15:50 WIB
Saat Jokowi Ditanya soal Ketergantungan Batu Bara, Ini Jawabannya
Presiden Jokowi saat berpidato pada World Economic Forum, Kamis (20/01/2022), secara virtual, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jabar. - Foto: BPMI Setpres - Muchlis Jr.\\r\\n

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Jokp Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen bertransisi menuju energi hijau. Namun, dia menegaskan bahwa komitmen tersebut perlu didukung dengan teknologi dan pendanaan.

Hal itu disampaikan Jokowi sebagai jawaban atas pertanyaan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) Klaus Schwab soal ketergantungan Indonesia terhadap pembangkit listrik tenaga batu bara.

"Kita memerlukan transisi energi yang berkelanjutan dengan negara berkembang lainnya. Pembangkit listrik di Indonesia masih bergantung pada batu bara, apa pendorong dalam mempercepat transisi energi?," kata Schwab kepada Jokowi di acara World Economic Forum, Kamis (20/1/2022).

Menanggapi hal tersebut, Jokowi menyatakan bahwa Indonesia saat ini telah memulai proses transisi menuju energi hijau.

"Komitmen Indonesia sudah kami nyatakan pada ada COP26 bahwa Indonesia telah berkomitmen memulai transisi ke energi ramah lingkungan," ujar Jokowi, Kamis (20/1/2022) dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden.

Meskipun demikian, Kepala Negara tidak menampik bahwa transisi energi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, serta memerlukan akses terhadap teknologi hijau.

"Bagi negara berkembang seperti Indonesia harus didukung teknologi dan didukung pendanaan agar tidak terlalu membebani masyarakat, terlalu membebani keuangan negara, terlalu membebani industri," jelasnya.

Jokowi menyebut Indonesia membutuhkan sekitar US$ 50miliar untuk transisi menuju ke energi hijau dan US$37 miliar untuk sektor kehutanan dan sebagainya.

Walhasil, bagi negara miskin dan berkembang membutuhkan kerja sama baik segara domestik maupum global guna mendukung upaya transisi menuju energi hijau. 

Jokowi juga mengatakan bahwa di dalam negeri, pemerintah bekerja sama dengan BUMN energi dan pihak swasta untuk mendesain transisi energi yang adil dan terjangkau.

Selanjutnya kerja sama di tingkat global dilakukan pemerintah bersama Asian Development Bank (ADB) dengan memulai mekanisme transisi energi dari batu bara ke energi baru terbarukan.

Dia menegaskan, kunci menuju energi hijau hanya dua yaitu teknologi yang mumpuni dan pendanaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Jokowi batu bara energi terbarukan World Economic Forum energi hijau
Editor : Fitri Sartina Dewi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top