Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Karantina, Susi Pudjiastuti: Minta Pencerahan Dianggap Mengadu Domba dan Malah Dibully

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bingung dengan respos pejabat, karena hanya bertanya aturan karantina malah dianggap mengadu domba.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengikuti rapat kerja bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/3/2019). /Antara
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengikuti rapat kerja bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/3/2019). /Antara

Bisnis,com, JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bingung dengan sikap pejabat yang merespons pertanyaannya soal aturan karantina.

Pasalnya, pertanyaan yang dituliskan Susi melalui akun Twitternya beberapa waktu lalu terkait perbedaan aturan karantina bagi pejabat dan orang biasa itu bukannya dijawab secara bijaksana tapi malah dianggap mengadu domba antara pejabat dengan rakyat.

Ironisnya lagi, ia justru diserang oleh akun anonim di media sosial karena dianggap menyudutkan pemerintah.

Atas adanya respons tersebut ia menuliskan kekecewaannya melalui akun resmi twitternya.

"IGNORANCE ...meminta pencerahan dg santun; dijawab resmi sebagai tidak patut mantan pejabat mangadu adu antara pejabat dan rakyat. Yg tidak resmi bully," tulisnya, Sabtu (1/1/2022).

Meski tidak menyebut nama secara spesifik pejabat yang dimaksud, diduga kekecewaan Susi tersebut mengarah kepada Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Pasalnya, beberapa waktu yang lalu Luhut sempat mengatakan bahwa kebijakan diskresi karantina bagi pejabat eselon 1 ke atas yang baru kembali dari luar negeri sudah mengacu pada data dan pandangan para ahli. Oleh karena itu, hal tersebut dinilai tak perlu diperdebatkan.

“Diskresi itu diberikan universal, bukan hanya di Indonesia karena mekanisme bernegara harus jalan tapi dengan pengawasan yang ketat,” kata Luhut.

“Jadi jangan dibentrok-bentrok antara pejabat, orang berada, dan masyarakat biasa. Saya kira itu tidak arif kalau ada mantan pejabat bicara seperti itu,” lanjutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper