Bisnis.com, JAKARTA--Dunia akan memiliki dosis vaksin Covid yang cukup awal tahun depan untuk semua populasi orang dewasa global jika negara-negara Barat tidak menimbun vaksin tersebut untuk program booster, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan akan ada pasokan vaksin yang cukup dalam sirkulasi global pada kuartal pertama tahun 2022.
“Program penguat vaksin cenderung memperpanjang pandemi Covid-19 daripada mengakhirinya karena ada pengalihan pasokan ke negara-negara yang sudah memiliki cakupan vaksinasi tingkat tinggi,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa kalau demikian maka tidak ada negara yang dapat membantu mencari jalan keluar dari pandemi.
Pernyataan WHO mengikuti prediksi para pejabat di wilayah Afrika awal bulan ini bahwa negara-negara Afrika harus menerima hampir satu miliar dosis dalam jangka waktu yang sama.
Komentar Tedros muncul ketika ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa organisasi tersebut sedang mempertimbangkan untuk mengklasifikasi ulang varian Covid-19 sebelumnya, termasuk varian Alfa, Beta, dan Gamma karena tampaknya tidak lagi beredar.
Baca Juga
Akan tetapi, Kerkhove memperingatkan ada laporan terbaru, termasuk dari Afrika Selatan yang menyatakan bahwa varian Omicron yang menyebar di seluruh dunia mungkin tidak separah varian sebelumnya. Artinya, masih ada data yang cukup untuk membuat penilaian.
“Kami belum melihat varian ini beredar cukup lama pada populasi di seluruh dunia, tentunya pada populasi yang rentan,” kata Kerkhove seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (23/12).
Dia mengatakan data Omicron, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika selatan dan Hong Kong pada November, masih "berantakan" karena negara-negara melaporkan kedatangan dan penyebarannya.
Proyeksi pasokan vaksin global muncul ketika vaksin dan perawatan baru disahkan untuk digunakan melawan Covid. Selain itu fokus telah beralih untuk memastikan negara-negara miskin di dunia harus didukung dengan bahan dan komoditas vaksin seperti jarum suntik, yang persediaannya terbatas, agar dipercepat.
Karena itu kesetaraan global dalam akses vaksin diperlukan untuk mengatasi evolusi virus dan dampak pandemi.