Bisnis.com, JAKARTA -- Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa dirinya terang-terangan berniat mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 mendatang. Menurutnya, dia tidak berpura-pura mencalonkan Ketum PBNU untuk kepentingan lain.
“Saya tegaskan, Ketika saya pergi ke cabang-cabang NU, saya bilang memang melamar pekerjaan jadi Ketum PBNU. Jadi saya tidak pura-pura ikhlas, ingin ditunjuk sama yang lain. Tidak!,” kata Yahya Cholil Staqu atau Gus Yahya dalam diskusi virtual, Selasa (21/12/2021).
Dia mengatakan, niatannya untuk menjadi Ketum PBNU karena ingin menjadikan NU kembali menjadi wahana seperti awal didirikan, yakni membawa mandat peradaban.
“Saat Kyai Wahab Casbullah sebagai Ketua Komite Hijaz kembali dari Saudi, beliau langsung mengajak Kyai Hasyim Asy’ari untuk mendirikan NU, karena Arab Saudi tidak bisa dijadikan pemimpin pengganti Turki Usmani,” jelas Gus Yahya.
Menurut dia, NU kembali memperjuangkan peradaban saat dipimpin oleh KH. Abdurahman Wahid atau Gus Dur.
“Kita selalu merindukan Gus Dur. Di tiap forum selalu ada nyeletuk ‘kami rindu Gus Dur’. Apa yang bisa kita lakukan, kita tidak punya pilihan, kita harus menghidupkan idealism Gus Dur ke dalam konstruksi organisasi,” tutur Gus Yahya.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia pun membeberkan jika terpilih menjadi Ketum PBNU.
“Maka yang saya usulkan nantinya PBNU mencari partner untuk membuat agenda nasional, kemudian jadi program-progam, lalu dieksekusi di tingkat cabang. Dalam hubungan ini, PBNU dituntut mempertanggungjawabkan ke partner, apakah pemerintah atau swasta. Makanya PBNU butuh untuk memantau, mengadvokasi agar pelaksanaan di tingkat cabang berjalan. Ini strategi yang saya tawarkan,” pungkasnya.