Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Bulgaria, Rumen Radev memenangkan masa jabatan kedua dengan selisih suara cukup tinggi karena para pemilih di negara termiskin di Uni Eropa itu mendukung pesan anti-korupsinya yang kuat, menurut hasil penghitungan suara.
Radev, 58, mengalahkan penantangnya Anastas Gerdzhikov dengan kemenangan 66 persen berbanding 32 persen dalam pemilihan presiden setelah hampir menang langsung di putaran pertama pada 14 November lalu, menurut exit poll yang juga mencatat rekor jumlah pemilih terendah.
Pemilihan itu terjadi di tengah ketidakpuasan yang meluas terhadap korupsi tingkat tinggi yang mengakhiri kekuasaan satu dekade mantan perdana menteri Boyko Borissov pada April. Hal itu membuat partai anti-korupsi baru mencatat kemenangan dalam pemilihan parlemen pekan lalu.
"Bulan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan berakhirnya dua jenis pemilihan yang dengan jelas menyoroti keinginan rakyat untuk perubahan, untuk memutuskan korupsi, perampokan dan pelanggaran hukum serta menghapus mafia dari kekuasaan," kata Radev kepada wartawan setelah pemungutan suara.
Jabatan presiden sebagian besar bersifat seremonial tetapi menyediakan platform yang kuat untuk mempengaruhi opini publik. Presiden menjadi terkenal di saat krisis politik, ketika kepala negara dapat menunjuk kabinet sementara.
Radev, mantan komandan angkatan udara mendapatkan popularitas karena dukungan terbukanya terhadap protes antikorupsi besar-besaran terhadap Borissov pada tahun 2020.
Baca Juga
Dia juga menunjuk pemerintah sementara yang mengungkap kasus pengadaan barang dari kabinet kanan-tengah terakhir Borissov. Namun, Borissov membantah melakukan kesalahan.
"Kemenangan Radev menegaskan kembali keinginan untuk perubahan di Bulgaria. Pemilihannya kembali akan memfasilitasi pembentukan pemerintahan koalisi," kata Daniel Smilov, analis politik di Center for Liberal Strategies seperti dikutip ChanelNewsAsia.com, Senin (22/11/2021).
Gerdzhikov, rektor Universitas Sofia yang didukung oleh partai GERB Borissov, mengakui kekalahan dan menyatakan penyesalan karena gagal meyakinkan orang Bulgaria bahwa dia bisa menyatukan bangsa.
Radev ditunjuk pada Mei sebagai menteri sementara dan sejak itu mendirikan partai We Continue The Change (PP), yang memenangkan pemilihan nasional ketiga Bulgaria tahun ini pada 14 November, dengan janji "nol korupsi".
Radev didukung oleh lawan politik Borissov--PP, Sosialis dan partai anti-elit ITN yang bersama dengan faksi anti-korupsi lainnya mengadakan pembicaraan untuk membentuk pemerintahan koalisi.
Dalam pernyataan pertamanya setelah pemungutan suara, Radev mendesak untuk memulai reformasi peradilan memerangi korupsi.