Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Massa Antivaksin Unjuk Rasa di Australia, Sebut RI Lawan Covid-19 dengan Ivermectin

Unjuk rasa yang dilakukan oleh kelompok antivaksin di Australia ini terlah berlangsung selama beberapa pekan.
Unjuk rasa anti-vaksin di Australia/Twitter - @iwilson69
Unjuk rasa anti-vaksin di Australia/Twitter - @iwilson69

Bisnis.com, SOLO - Ribuan orang turun ke jalan di kota-kota Autralia, seperti Perth, Sydney, dan Brisbane, untuk menentang kewajiban vaksinasi Covid-19 pada Sabtu (20/11/2021) kemarin.

Diketahui, demonstrasi anti-vaksinasi ini sendiri telah berlangsung selama berminggu-minggu di Australia. Tak jarang, unjuk rasa pun diwarnai dengan aksi kekerasan.

Namun, ada satu hal yang cukup menarik perhatian dari demo tersebut. Seorang dosen Politics and Security Studies di Murdoch University, Ian Wilson mengunggah sebuah foto di mana seorang pengunjuk rasa membawa papan bertuliskan, "India and Indonesia beat covid with Ivermectin."

"[Foto saat] unjuk rasa anti vaksinasi di Perth hari ini. Teman-teman Indonesia mungkin akan terkejut mengetahui bahwa ternyata negara Anda telah diselamatkan oleh ivermectin," cuit Ian Wilson melalui akun @iwilson69, dikutip pada Minggu (21/11/2021).

Pada cuitan terpisah, ia lalu menjelaskan bahwa papan tersebut dipegang oleh seseorang pada pertemuan yang diselenggarakan oleh ahli teori konspirasi.

"Tulisan itu dipegang oleh seseorang pada rapat umum yang diselenggarakan oleh ahli teori konspirasi dan mereka yang memiliki hubungan dengan sayap kanan. Menarik untuk dicatat bagaimana pengalaman Indonesia dengan covid disalahartikan oleh kelompok reaksioner di tempat lain," lanjutnya.

Tak pelak, potret-potret tersebut pun mengundang beragam reaksi dari warganet di Indonesia. Ada yang menanggapinya dengan serius, ada juga yang meresponsnya dengan canda.

"Trust me. It's Hoax. We don't use ivermectin in our protocol. We just simply wear double mask and vaccination. We experienced worst months with lack of oxygen and no hospital bed at all. Basically, whether we got immunity from vaccine or got infected," tulis akun @irasjafii.

"Large number of people might've used Ivermectin, whether it be for the medication (while having covid) or for some kind of prevention i.e. taking it every now and then - that's what a lot of people say. But it was never a govt's policy. Wear double masks, washing hands, and vaccination are the protocols we all abide," cuit @THbasuseto.

"Wtf, aussie can get hoax from Whatsapp group," tulis @aldinowijaya.

"No babes. It's never Ivermectin, sorry to disappoint. It's kerokan, tolak angin, and lukewarm sweet tea," cuit @cindystela.

Lepas dari itu, dikutip dari Antara, hingga 19 November lalu hampir 85 persen warga Autralia di atas 16 tahun sudah divaksinasi lengkap Covid-19.

Sementara itu, menurut data WHO, Autralia memiliki 760 kasus Covid-19 dan 7,5 kematian per 100 ribu orang. Angka tersebut berada jauh di bawah banyak negara maju lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper