Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M Hendropriyono menjelaskan seorang intelijen bisa menyamar sebagai apapun termasuk jadi tukang bakso dan tukang siomay di lingkungan rumah.
Menurut Hendropriyono, biasanya intelijen yang menyamar menjadi tukang bakso maupun tukang siomay dilengkapi dengan walkie talkie (HT) untuk memberikan informasi lengkap kepada atasan mengenai target yang sedang diburu.
Namun, intelijen yang menyamar menjadi tukang dagang di sekitar lingkungan masyarakat tersebut biasanya hanya bertugas sebagai spionase dan tidak melakukan kontak fisik.
"Tugasnya adalah spionase, mencari keterangan sampai dia tahu dan kenal betul siapa musuh dan siapa rakyat dan bagaimana medannya dan akses menuju ke jantung itu bagaimana," kata Hendropriyono dalam acara Podcast Deddy Corbuzier yang disiarkan melalui Youtube, Kamis (18/11/2021).
Setelah mendapatkan informasi yang lengkap, kata Hendropriyono, intelijen yang menyamar sebagai tukang dagang itu bertugas untuk memilih strategi yang tepat untuk melanjutkan tugasnya.
"Jadi hanya mencari informasi dengan mata kepala dan panca indra dan masuk ke otaknya, kemudian dia berpikir memilih strategi mana yang bagus," ujarnya.
Hendropriyono juga menjelaskan jika intelijen itu ditugaskan seorang diri, tanpa memiliki tim untuk memata-matai targetnya. Mereka biasanya akan dilatih untuk bertarung secara fisik seperti pelatihan bertarung, menembak hingga melempar pisau.
"Intelijen itu harus dilengkapi dengan pelatihan agar percaya diri. Namun, yang paling penting itu adalah proses berpikir dan mengintainya. Kalau sekedar bela diri, itu bukan satu-satunya yang diandalkan, tetapi mencari informasinya," ungkapnya.