Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M Hendropriyono menyarankan agar para intelijen tidak hanya belajar ilmu intelijen tetapi juga belajar filsafat agar pikirannya bisa seimbang dan sukses di lapangan.
Hendropriyono mengungkap, bahwa intelijen bukan sekadar ilmu untuk memata-matai orang lain yang menjadi target, tetapi juga membutuhkan proses berpikir yang tinggi dan cepat, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat saat tengah bekerja di lapangan.
"Intelijen itu seperti pancaindra. Jadi apa yang dia lihat, dia dengar, dia cium dan rasa itu dikirim ke otak secepat-cepatnya," tuturnya di acara Podcast Deddy Corbuzier yang disiarkan melalui Youtube, Kamis (18/11/2021).
Menurut Hendropriyono, ilmu intelijen sebaiknya digabungkan dengan ilmu filsafat agar intelijen bisa membangun nalar kritis dan intelektual dalam bekerja. Dia juga menyarankan agar intelijen tidak bekerja seperti robot yang hanya menerima perintah, tapi tidak menjalankan proses berpikir.
"Intel itu harus jadi filsuf untuk membangun daya pikir intelektual. Jadi dengan dia berpikir itu dia bisa mencari solusi dan pertanyaan dia. Misal ada strategi, dia bisa berpikir mengapa harus memakai strategi itu," katanya.