Bisnis.com, JAKARTA - Setelah Presiden Chili Sebastián Piñera dimakzulkan oleh majelis rendah di Kongres, kini dia bersiap menghadapi proses serupa di Senat atas tuduhan mendukung penjualan properti keluarga saat menjabat.
Pemungutan suara untuk memakzulkan dirinya disahkan dengan minimal 78 suara yang dibutuhkan di Dewan Perwakilan beranggotakan 155 orang melalui persidangan selama 20 jam.
Enam puluh tujuh legislator memberi suara menentang pemakzulan, termasuk beberapa anggota oposisi. yang lain abstain atau tidak hadir.
Akan tetapi, Piñera tidak mungkin disingkirkan oleh majelis tinggi atau Senat yang beranggotakan 43 orang di mana oposisi hanya memiliki 24 dari 29 suara yang dibutuhkan untuk menggulingkan sang presiden.
Sebagaimana banyak tokoh dunia yang menyimpan kekayaan di luar negeri, Pinera juga termasuk dalam kasus Pandora Papers.
Hanya saja, kondisi politik itu akan berpengaruh pada kampanye pemilihan umum mendatang. Putaran pertama pemilihan umum ditetapkan pada 21 November dan masa jabatan Piñera berakhir pada 11 Maret 2022.
Baca Juga
Berdasarkan aturan, Chili tidak mengizinkan pemilihan kembali presiden untuk masa jabatan berturut-turut.
Tuduhan atas pelanggaran hukum yang dilakukan Pinera berasal dari publikasi Pandora Papers, yang mengungkapkan transaksi keuangan luar negeri dari tokoh-tokoh terkemuka di seluruh dunia. Piñera merupakan salah satu orang terkaya Chili.
Dookumen yang bocor itu mengungkapkan rincian baru dari kesepakatan kontroversial untuk menjual saham keluarga Piñera dalam proyek pertambangan Dominga.
Pinera, yang merupakan salah satu orang terkaya di Chili, membantah tuduhan tersebut dan menegaskan masalah itu telah selesai dalam penyelidikan.
Saat kejaksaan membuka penyelidikan itu, pekan lalu, Pinera mengatakan dia optimistis pengadilan akan kembali mengofirmasi bahwa dirinya tidak bersalah.