Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir & Luhut Diduga Terlibat Bisnis PCR, Jubir Beri Klarifikasi

Juru bicara menteri Luhut dan Erick Thohir membantah bahwa kedua menteri itu ikut meneguk keuntungan dari bisnis tes colok PCR.
Menko Marves Luhut Pandjaitan, didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi bertemu perwakilan pebisnis Jepang dalam rangka memperkenalkan Nusantara Investment Authority./KBRI Tokyo
Menko Marves Luhut Pandjaitan, didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi bertemu perwakilan pebisnis Jepang dalam rangka memperkenalkan Nusantara Investment Authority./KBRI Tokyo

Bisnis.com, JAKARTA -Nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir diduga terlibat dalam praktik bisnis polymerase chain reaction (RT-PCR).

Namun demikian, kabar ini langsung dibantah oleh Staf Khususnya dan para juru bicaranya, Arya Sinulingga dan Jodi Mahardi.

Arya mengakui bahwa di dalam PT GSI terdapat Yayasan Adaro yang memegang saham perseroan sebanyak 6 persen. Namun karena hanya 6 persen, peran dari Adaro cukup kecil dalam tes PCR.

Terlebih, kata Arya, Erick Thohir setelah menjabat menteri BUMN tidak lagi aktif dalam bisnis dan yayasan tersebut.

“Jadi sangat jauh lah dari keterlibatan atau dikaitkan dengan Pak Erick Thohir. Apalagi dikatakan main bisnis PCR jauh sekali,” jelasnya dikutip, Rabu (3/11/2021).

“Jadi jangan tendensius seperi itu kita harus lebih clear melihat semua,” sambungnya.

Sementara Jubir Luhut, Jodi Mahardi menceritakan asal muasal Luhut terlibat dalam pendirian PT GSI.

“Terkait GSI, jadi pada waktu itu, Pak Luhut diajak oleh teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar, yang memiliki inisiatif untuk membantu menyediakan tes Covid-19 dengan kapasitas tes yang besar. Karena hal ini dulu menjadi kendala pada masa-masa awal pandemi ini,” katanya melalui pesan singkat kepada Bisnis, Senin (1/11/2021).

Jodi juga menyebutkan bahwa terdapat 9 pemegang saham di PT GSI dimana yayasan dari Indika dan Adaro adalah pemegang saham mayoritasnya.

Lebih lanjut, dengan pemodal yang merupakan perusahaan-perusahaan besar, Jodi bisa memastikan bahwa pendirian PT GSI tidak berorientasi pada profit.

“Kalau dilihat grup-grup itu kan mereka grup besar yang bisnisnya sudah well established dan sangat kuat dibidang energi, jadi GSI ini tujuannya bukan untuk mencari profit bagi para pemegang saham,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper