Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT G20 Hasilkan Deklarasi Pemimpin Negara terkait Sejumlah Isu

Retno Marsudi menyampaikan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan di Roma, Italia menghasilkan teks deklarasi dari para pemimpin negara terkait sejumlah isu.
Di sela KTT G20 di Roma Italia, Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi./Instagram @jokowi
Di sela KTT G20 di Roma Italia, Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi./Instagram @jokowi

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi menyampaikan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan di Roma, Italia telah berakhir dan menghasilkan teks deklarasi dari para pemimpin negara.

Teks deklarasi tersebut berisi tentang isu global yang menggambarkan perekonomian dunia termasuk tindakan bersama yang dapat dilakukan negara anggota G20.

“Leaders declaration ini terdiri dari 61 paragraf yang mencakup 26 isu yang menggambarkan tantangan perekonomian dunia termasuk situasi pandemi dan apa yang dapat dilakukan bersama oleh negara-negara anggota G20,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip dari laman presidenri.go.id, Senin (1/11/2021).

Sejumlah isu yang masuk di dalam deklarasi tersebut antara lain kesehatan, energi dan perubahan iklim, perjalanan internasional, hingga ekonomi digital.

Menlu mengatakan bahwa dalam bidang kesehatan, Indonesia termasuk salah satu negara yang mengusulkan pembentukan joint health and finance task force untuk membantu pendanaan penanganan kesehatan pada masa pandemi.

“Disepakati pembentukan joint health and finance task force untuk menyusun road map pendanaan bantuan penanganan kesehatan, khususnya untuk negara-negara miskin dan berkembang,” katanya.

Pada isu energi dan perubahan iklim, Retno menyebut terjadi perdebatan yang mendalam saat pembahasan target pengurangan emisi karbon dan penetapan time frame menuju net zero emission.

Namun, akhirnya semua menyepakati bahwa untuk transisi energi diperlukan kerja sama internasional.

Selain itu, Indonesia juga berhasil memasukkan prinsip common but differentiated responsibilities (CBDR) dalam konteks energi dan iklim.

Dalam konteks tersebut, Indonesia menekankan pentingnya pemenuhan komitmen pembiayaan iklim dari negara maju untuk negara berkembang.

“Kita juga memasukkan pentingnya pemenuhan komitmen pembiayaan iklim USD100 miliar dari negara maju untuk negara berkembang dan pembentukan digital economy working group,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper