Bisnis.com, JAKARTA — Rusia mengeluhkan kurangnya pengakuan internasional untuk vaksin virus Corona Sputnik V pada pertemuan puncak KTT G20 setelah para pemimpin sepakat untuk meningkatkan upaya vaksinasi global.
Dalam referensi yang jelas tentang kegagalan Sputnik V Rusia untuk memenangkan persetujuan peraturan global, Presiden Vladimir Putin mendesak para menteri kesehatan G20 untuk membahas pengakuan vaksin dan sertifikat vaksinasi sesegera mungkin.
“Terlepas dari keputusan G20, tidak semua negara yang membutuhkan dapat memiliki akses ke vaksin anti-Covid,” kata Putin dalam komentar pesan video kepada rekan-rekannya yang disiarkan ulang di televisi pemerintah Rusia seperti dikutip Aljazeera.com, Minggu (31/10/2021).
Hal itu terjadi terutama karena persaingan yang tidak jujur, proteksionisme dan karena beberapa negara, terutama negara-negara G20, tidak siap untuk saling mengakui vaksin dan sertifikat vaksinasi.
Awal bulan ini, Afrika Selatan menolak untuk menyetujui vaksin Rusia meskipun negara itu sangat membutuhkan vaksin. Vaksin itu disebut dapat meningkatkan risiko infeksi HIV di antara laki-laki. Sputnik V juga tidak memiliki persetujuan peraturan di Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Sebelumnya Presiden China Xi Jinping, yang tidak melakukan perjalanan ke Roma untuk KTT G20 dan berpartisipasi melalui tautan video juga membuat seruan serupa untuk saling pengakuan vaksin, menurut media pemerintah China.
Putin dan Xi dikatakan telah menghindari bepergian ke Italia karena pengetatan pembatasan virus Corona di negara asal mereka.
Di Rusia, di mana kasus-kasus baru melonjak meskipun tersedia suntikan Sputnik V, Putin memerintahkan liburan berbayar selama seminggu mulai Sabtu untuk menahan penyebaran virus.
Pihak berwenang Rusia mengatakan jumlah infeksi harian telah meningkat menjadi 40.251 sebagai rekor untuk negara itu sejak awal pandemi dengan hanya 32,5 persen dari populasi yang divaksinasi penuh.
Kementerian Kesehatan Rusia akan merekomendasikan penggunaan vaksin Sputnik Light untuk melawan Covid-19. Vaksin itu bisa berfungsi sebagai booster bagi orang yang telah divaksinasi, menurut kantor berita Rusia mengutip pernyataan menteri kesehatan tersebut.
Rusia sebelumnya telah mempromosikan Sputnik Light, yang terdiri dari suntikan pertama dari dua vaksinasi Sputnik V. Vaksin itu merupakan vaksin mandiri yang efektif, serta booster yang dapat dikombinasikan dengan vaksin non-Rusia.
“Dengan semakin berkembangnya varian Delta, pasti akan ada perubahan yang dibuat hari ini pada rekomendasi metodologis atas vaksinasi 'Sputnik Light' untuk vaksinasi ulang,” kata Menteri Kesehatan Mikhail Murashko seperti dikutip oleh kantor berita TASS.