Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertama Kalinya, Selandia Baru Longgarkan Perbatasannya Terkait Covid-19

Selandia Baru untuk pertama kalinya akan mengurangi pengetatan perbatasan negaranya terkait virus Corona yang telah berlaku sejak Maret 2020.
Suasana Auckland , Selandia Baru./Antaranews.
Suasana Auckland , Selandia Baru./Antaranews.

Bisnis.com, JAKARTA - Selandia Baru untuk pertama kalinya akan mengurangi pengetatan perbatasan negaranya terkait virus Corona yang telah berlaku sejak Maret 2020 dan beralih ke sistem isolasi rumah untuk kedatangan luar negeri yang divaksinasi penuh mulai awal tahun depan.

Selandia Baru adalah yang pertama menutup perbatasannya sebagai tanggapan terhadap pandemi pada tahun lalu. Selandia Baru terus mempertahankan pembatasan yang ketat sehingga membuat banyak warga negara asing dan penduduk terdampar selama berbulan-bulan.

Pemerintah menyatakan pelancong luar negeri yang divaksinasi penuh hanya akan menghabiskan tujuh hari di fasilitas karantina negara mulai 14 November atau setengah dari persyaratan saat ini.

Isolasi rumah juga akan diperkenalkan pada kuartal pertama tahun 2022, kata Menteri Tanggap Covid-19 Selandia Baru, Chris Hipkins pada konferensi pers seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (28/10/2021).

"Kami sangat menyadari tekanan yang meningkat di perbatasan saat dunia mulai terhubung kembali," kata Hipkins.

Perjalanan bebas karantina satu arah akan dibuka untuk negara-negara Pasifik yang lebih kecil seperti Samoa, Tonga, dan Vanuatu mulai 8 November, katanya.

Selandia Baru sempat tidak dapat menghentikan varian Delta sehingga memaksanya untuk meninggalkan strategi eliminasi dan beralih ke hidup dengan virus.

Pembatasan yang ketat di negara itu membuat kasus Covid-19 mulai menurun menjadi sekitar 5.900 kasus secara total dan hanya 28 kematian.

Akan tetapi, pembatasan perjalanan membuat marah banyak orang, yang terakhir turut bergabung menolaknya adalah peraih medali emas berlayar Olimpiade dan pemenang Piala Amerika lima kali, Russell Coutts.

Dia mengatakan stadion penuh di acara-acara seperti Liga Premier Inggris dan Liga Champions Eropa dalam pertandingan sepak bola. Kegiatan itu adalah bukti bahwa orang-orang di luar negeri hidup dengan Covid-19.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper