Bisnis.com, JAKARTA - Putri Mako resmi menikah dengan tunangannya, Kei Komuro, pada Selasa (26/10). Pernikahan mereka tetap dilaksanakan meski menuai protes dari sejumlah pihak.
Putri Mako yang merupakan keponakan Kaisar Jepang Naruhito ini menikah dengan orang biasa yang bukan dari latar belakang bangsawan. Dalam aturan Kekaisaran Jepang, pernikahan ini membuat sang putri menjadi warga negara biasa, karena anggota keluarga kekaisaran wanita kehilangan status kerajaan mereka setelah menikah dengan orang biasa.
Putri Mako yang kini dikenal sebagai sebagai Mako Komuro adalah anak pertama dari adik kaisar saat ini, Pangeran Akishino, dan istrinya, Putri Kiko.
Cucu pertama mantan Kaisar Jepang Akihito ini lahir pada 23 Oktober 1991. Dia diberi nama Mako, menampilkan karakter Cina "Ma" yang berarti “benar” atau “alami”, karena ayahnya berharap dia akan menjalani kehidupan yang sederhana dengan tetap setia pada dirinya sendiri.
Awalnya, Mako mengikuti tradisi kerajaan dan bersekolah di sekolah elit Gakushuin, tempat anggota keluarga kekaisaran biasanya belajar. Namun, dia dianggap melanggar kebiasaan dengan meninggalkan institusi untuk studi universitasnya.
Mako kuliah di Universitas Kristen Internasional Tokyo, jurusan seni dan warisan budaya, dan menghabiskan satu tahun di Universitas Edinburgh. Kemudian, dia mendapatkan gelar master di University of Leicester. Belajar di luar negeri adalah pengalaman yang luar biasa bagi Mako.
Orang-orang yang dekat dengan Mako menggambarkannya sebagai wanita mandiri dan ramah yang mengejar karier sebagai peneliti di University Museum of the University of Tokyo sambil melakukan tugas kekaisaran, menurut kantor berita Jepang Kyodo.
Dia pertama kali berjumpa dengan Kei Komuro, yang juga lahir pada 1991, pada pertemuan mahasiswa yang berencana untuk pergi ke luar negeri pada 2012. Kedekatan Komuro yang berasal dari keluarga sederhana menarik media Jepang.
Di tengah kericuhan itu, pada 2018 Komuro pindah ke New York untuk belajar hukum di Universitas Fordham. Mako dan Komuro dilaporkan tetap berhubungan melalui Internet.
Komuro kembai ke Jepang pada September lalu. Kepulangannya kembali jadi pembicaraan karena dia berpakaian santai dan rambut diikat yang menurut sebagian orang itu menunjukkan dia tak cocok menikahi seorang putri bangsawan.
Sebulan setelah kembali ke Jepang, Komuro dan Mako menikah. Pernikahan ini juga dianggap melanggar tradisi karena Mako menolak pembayaran US$ 1,3 juta (sekitar Rp18,4 miliar) yang diberikan kepada seorang anggota wanita keluarga kekaisaran saat mereka meninggalkan rumah. Mako menjadi orang pertama yang melakukannya.
Dalam konferensi pers setelah menikah, Mako mengatakan dia sempat stres, ketakutan, dan sedih luar biasa karena pemberitaan tentang suaminya.
"Kei tidak tergantikan bagi saya. Bagi kami, pernikahan adalah pilihan yang diperlukan untuk hidup sambil menghargai hati kami," ujar Mako.
Komuro, yang sudah memotong rambutnya, bersumpah melindungi dan mendukung istrinya. "Saya ingin menghabiskan satu-satunya hidup yang saya miliki dengan orang yang saya cintai."
Putri Mako dan Kei Komuro diperkirakan akan pindah ke Amerika Serikat, di mana Komuro bekerja sebagai pengacara. Langkah ini membuat mereka dibandingkan dengan bangsawan Inggris Meghan Markle dan Pangeran Harry, dan dijuluki "Harry dan Meghan Jepang".