Bisnis.com, JAKARTA-- Komisi II DPR yang membidangi urusan pemilihan umum meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyisir anggaran Pemilu Serentak 2024 yang senilai Rp86,2 triliun supaya lebih efisien.
“Dalam suasana seperti hari ini, ada pandemi Covid-19, dan kita juga harus melakukan recovery, pemulihan pasca-pandeminya, kita kan perlu berhemat,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR Saan Mustopa, Rabu (27/10/2021).
Pasalnya, kenaikan anggaran dari yang diusulkan KPU untuk Pemilu 2024 meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya.
Untuk diketahui, anggaran Pemilu 2014 senilai Rp16 triliun dan Pemilu 2019 sebesar Rp27 triliun. Artinya, ada kenaikan tiga kali lipat lebih dibandingkan Pemilu 2019.
Legislator dari Dapil Jawa Barat VII itu mengatakan bahwa Komisi II telah meminta KPU untuk melakukan penyisiran terhadap tahapan-tahapan Pemilu yang bisa diefisiensikan. Dengan begitu, kata Saan, biaya penyelenggaraan Pemilu 2024 tidak terlalu besar.
“Kita minta KPU untuk menyisir, ini kan baru gelondongan. Rp86 triliun belum diturunkan ke tahapan-tahapan mana aja. Nah kita minta nanti lebih didetilkan,” katanya.
Baca Juga
Saan juga meminta agar KPU lebih kreatif dalam menyelenggarakan pemilu. Ia berharap KPU bisa mencapai objektivitas tanpa menjadikan Pemilu Serentak 2024 bersifat high cost.
“Kita ingin biaya penyelenggaraan pemilu itu ramah terhadap situasi negara yang sedang terdampak pandemi, makanya kita minta efisiensi,” kata Saan.
Dia berharap KPU bisa mengedepankan efisiensi mengingat hal tersebut merupakan salah satu tujuan Pilpres dan Pileg dilakukan secara serentak. Saan mengingatkan, KPU harus lebih peka dengan kondisi perekonomian negara.
“Salah satu tujuan Pemilu Serentak adalah efisiensi, selain ada tujuan-tujuan lain seperti memperkuat sistem presidensial. Itulah mengapa penyelenggaraan pileg-pilpres disatukan,” sebutnya.