Bisnis.com, JAKARTA - Petinggi militer Amerika Serikat (AS) AS mengakui kegagalan strategi dalam penarikan pasukannya di Afghanistan, meski berhasil dalam hal penyediaan logistik.
Hal itu diakui Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley saat memberi keterangan di depan sidang luar biasa komite angkatan bersenjata Senat yang mengawasi keberangkatan pasukan AS dan mencatat banyak korban tewas selama 20 tahun berada di negara itu.
Milley muncul bersama Menteri Pertahanan, Lloyd Austin, dan kepala Komando Pusat AS Jenderal Kenneth 'Frank' McKenzie, dalam sidang tersebut. Semua petinggi militer itu mendapatkan kritikan tajam terkait kepemimpinan militer negara itu dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Pada satu sisi, Milley berkewajiban untuk mempertahankan kesetiaannya kepada negaranya dalam menghadapi tuduhan pembangkangan dalam minggu-minggu terakhir pemerintahan Donald Trump.
Dia menjelaskan, hal itulah yang menyebabkan mengapa dia tidak mengundurkan diri selama penarikan pasukan Afghanistan yang kacau balau.
Jenderal tersebut juga membela diri atas sikap Trump dan mengatakan kesetiaannya kepada bangsa adalah mutlak.
Baca Juga
“Jelas perang di Afghanistan tidak berakhir seperti yang kami inginkan,” kata Milley seraya menambahkan Taliban sekarang telah berkuasa di Kabul sebagaimana dikutip TheGuardian.com, Rabu (29/9/2021).
“Kita harus ingat bahwa Taliban tetap menjadi organisasi teroris dan mereka masih belum memutuskan hubungan dengan al-Qaida,” tambahnya.
Dirinya tidak memiliki ilusi dengan siapa berhadapan dan masih harus dilihat apakah Taliban dapat mengonsolidasikan kekuasaan atau tidak.
Milley mengakui, menghadapi hari yang sangat sulit untuk melewati kerusakan reputasi yang disebabkan oleh jatuhnya Kabul secara tiba-tiba bulan lalu. Begitu juga ketika mengevakuasi orang Amerika Serikat dan sekutunya yang menyebabkan puluhan ribu orang rentan keamanan.
Milley, Austin dan McKenzie semuanya mengonfirmasi bahwa ketika pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan kebijakannya tentang Afghanistan dalam beberapa bulan pertama menjabat, mereka percaya bahwa pasukan kecil AS sekitar 2.500 harus tetap ada.
Akan tetapi, Biden menjelaskan dalam sebuah wawancara bulan lalu bahwa dia belum menerima saran seperti itu.
“Tidak ada yang mengatakan itu kepada saya yang dapat saya ingat,” kata Biden kepada ABC News pada 19 Agustus lalu.
Milley dengan tegas menolak saran senator Partai Republik Tom Cotton, bahwa dia harus mengundurkan diri karena saran itu ditolak.
“Akan menjadi tindakan pembangkangan politik yang luar biasa bagi seorang perwira yang ditugaskan untuk mengundurkan diri begitu saja karena saran saya tidak diterima,” katanya.
Dia mengatakan, negara tidak ingin para jenderal mencari tahu perintah apa yang akan diterima dan dilakukan atau tidak karena itu bukan tugasnya.
Dalam wawancara 19 Agustus, Biden mengatakan bahwa pasukan AS akan tetap tinggal sampai semua warga Amerika Serikat dievakuasi. Tapi, ketika tentara terakhir pergi dengan penerbangan pada tanggal 30 Agustus, diyakini masih ada lebih dari seratus orang Amerika Serikat yang kebanyakan berkewarganegaraan ganda atau yang telah menunda keputusan mereka untuk pergi sehingga terlambat.
Milley mengatakan, pimpinan militer meminta untuk tetap berpegang pada batas waktu akhir Agustus untuk menyelesaikan keberangkatan yang telah disepakati Taliban.