Bisnis.com, JAKARTA - Kemendikbudristek berupaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di desa lewat pendidikan vokasi.
Melalui pendidikan vokasi inilah diharapkan dapat menghasilkan berbagai inovasi terbaru yang berperan untuk mengakselerasi pembangunan sumber daya manusia, termasuk pada masyarakat desa.
"Sebagai program prioritas yang sedang digaungkan oleh pemerintah, pendidikan vokasi disiapkan untuk dapat melahirkan SDM unggul yang kompeten, inovatif, kreatif, serta mampu berdaya saing secara global," kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto melalui keterangannya, Kamis (23/9/2021).
Untuk mensukseskan hal ini, Kemendikbudristek bekerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam Penguatan Peran Pendidikan Vokasi dalam Pengembangan dan Pemberdayaan Pemerintah Desa, Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Kawasan Transmigrasi.
Wikan mengatakan pendidikan vokasi diarahkan untuk dapat menghasilkan lulusan yang terampil, kompeten, berdaya saing, dan berkarakter sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI).
Sehingga dibutuhkan juga komitmen kuat berbagai pihak untuk membangun link and super-match paket dunia pendidikan vokasi dengan dunia usaha, dunia industri, dan kerja (DUDIKA).
Baca Juga
Sehingga, menurut Wikan, pendidikan vokasi dapat menjadi jawaban dari tantangan zaman untuk mengembangkan potensi masyarakat.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Informasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Suprapedi mengatakan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan ini untuk memperkuat fondasi memberdayakan masyarakat desa.
“Melalui kegiatan Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional XII Tahun 2021 diharapkan kita bisa menjalin kemitraan untuk seluruh pemangku kepentingan. Berkolaborasi dalam mengupayakan pembangunan desa, termasuk melakukan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,” jelas Suprapedi.
Melalui kerja sama tersebut, Ditjen Diksi siap untuk memfasilitasi pembelajaran di daerah tertinggal dan transmigrasi guna mengembangkan kurikulum SMK yang sesuai dengan kebutuhan industri, mendukung inovasi dan penerapan teknologi tepat guna.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas desa, daerah tertinggal, dan kawasan transmigrasi.
Selain itu, Ditjen Diksi, kata Wikan, juga menyiapkan peningkatan kapasitas kewirausahaan dalam pembangunan desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi melalui Program Kecakapan Wirausaha (PKW) maupun Program Kecakapan Kerja (PKK).
Satuan pendidikan vokasi baik SMK, perguruan tinggi vokasi, maupun lembaga kursus dan keterampilan juga siap berperan untuk melahirkan inovasi-inovasi teknologi tepat guna terbaru dalam rangka mengembangkan SDM di desa.