Bisnis.com, JAKARTA - Koordinator Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Satgas Covid-19 BNPB Wiku Adisasmito menilai tren kasus Covid-19 pada Oktober-Desember mendatang akan krusial dalam menentukan nasib Indonesia.
Bila tren kasus harian yang rendah dapat dipertahankan pada periode tersebut, Wiku menilai Indonesia berpotensi terbebas dari gelombang ketiga Covid-19. Sebaliknya, bila kasus naik maka potensi Indonesia bertemu dengan banjir kasus gelombang ketiga akan membesar.
"Dengan pola kenaikan kasus Indonesia yang relatif lebih lambat dari kasus dunia, tentunya kita perlu mewaspadai kondisi dunia yang saat ini tengah mengalami gelombang ketiga. Belajar dari pola gelombang kedua, di mana terdapat jeda 3 bulan, perlu kita antisipasi mengingat dalam 3 bulan ke depan kita akan kembali memasuki periode natal dan tahun baru 2022," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Selasa (21/9/2021).
Satgas menilai masyarakat acap mengabaikan protokol kesehatan ketika sudah memasuki momen libur dan mudik. Hal ini pula yang melatarbelakangi kenaikan kasus pada Juli lalu.
Wiku pun berharap masyarakat sudah sepenuhnya paham akan hal tersebut. Terlebih hampir semua lapisan masyarakat telah merasakan betapa sulitnya mempertahankan diri di tengah kondisi kenaikan kasus gelombang kedua.
"Seperti yang telah kita alami, lonjakan kasus pada bulan Juli lalu memberikan pelajaran. Salah satunya, penanganan kasus Covid-19 pada saat lonjakan kasus, tentunya lebih mahal, lebih lama, dan lebih memakan korban. Untuk itu, upaya yang perlu kita lakukan adalah melanggengkan tren penurunan kasus selama mungkin dengan tetap menaati protokol kesehatan," sambungnya.
Baca Juga
Mengacu data Satgas Penanganan Covid-19 BNPB, hingga Selasa (21/9) jumlah kasus aktif di Indonesia adalah 52.447 kasus, atau setara 1,24 persen dari total kasus kumulatif yang mencapai 4,19 juta lebih kasus.
Artinya, jumlah pasien yang telah sembuh dari virus Covid-19 sudah mencapai 4 juta orang lebih. Sementara itu, korban meninggal kumulatif akibat pandemi Covid-19 di Indonesia telah mencapai 140.805 jiwa.