Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut Moeldoko Cs sebagai perusak demokrasi.
Pernyataan itu disampaikan AHY saat peringatan HUT ke 20 Partai Demokrat di Jakarta Kamis kemarin.
Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengingatkan kadernya untuk mewaspadai ancaman kejahatan politik yang dapat memecah belah keutuhan partai.
Untuk kasus Demokrat, AHY merujuk kejahatan politik itu pada pertemuan di Sibolangit, Deli Serdang pada Maret 2021.
Walaupun demikian, Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly pada akhir Maret 2021 menolak hasil pertemuan di Sibolangit juga menolak perubahan AD/ART dan daftar pengurus partai yang diusulkan oleh kelompok pimpinan Moeldoko.
“Para perusak demokrasi masih berupaya menggugat dan membatalkan keputusan Pemerintah melalui jalur PTUN, termasuk kemungkinan judicial review melalui Mahkamah Agung,” terang AHY dilansir dari Antara, Jumat (10/9/2021).
Baca Juga
Oleh karena itu, AHY mengingatkan seluruh kadernya selalu waspada dan tetap mengawal seluruh proses hukum yang dijalani oleh partai.
“Yang kita perjuangkan bukanlah sekadar kekuasaan, melainkan tegaknya kebenaran dan keadilan, termasuk hukum di negeri ini,” tegas AHY di hadapan 10.000 anggotanya yang mengikuti acara secara virtual.
Dalam kesempatan itu, AHY juga meminta dukungan organisasi masyarakat sipil dan rakyat Indonesia untuk turut mengawasi penyelesaian gugatan KLB di PTUN serta kasus hukum terkait lainnya.
“Pesan saya kepada seluruh kader, teruslah mendekatkan diri kepada rakyat,” tegas AHY ke jajaran pengurus dan kadernya.
AHY membacakan Pidato Kebangsaan pada penghujung acara puncak peringatan dua dekade berdirinya Partai Demokrat di JCC, Jakarta, Kamis.
Di samping membahas isu-isu terkait KLB, AHY juga menyampaikan beberapa program kerja partai yang tujuannya meringankan beban rakyat selama situasi pandemi Covid-19.
AHY juga menyoroti masalah disinformasi, kualitas demokrasi di tanah air, dan tekanan yang dihadapi oleh perekonomian di dalam negeri.