Bisnis.com, JAKARTA - Taliban telah menunjuk Mullah Mohammad Hasan Akhund untuk memimpin pemerintahan baru Emirat Islam Afghanistan sementara setelah hampir tiga minggu menguasai negara itu.
Mullah Akhund ada dalam daftar sanksi PBB dan merupakan tokoh senior pembuat keputusan paling berpengaruh di Taliban sebagai pemimpin Dewan Rehbari Shura. Dewan itu merupakan lembaga pemerintahan tertinggi.
Dia sebelumnya adalah menteri luar negeri dan kemudian wakil perdana menteri selama pemerintahan terakhir Taliban yang berkuasa dari 1996-2001. Akhund berasal dari Kandahar, tempat kelahiran Taliban.
Pada konferensi pers di Kabul kemarin, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar akan menjadi wakil Mullah Akhund.
Seperti banyak diperkirakan sebelumnya dalam kepemimpinan Taliban, Mullah Akhund mendapatkan banyak kepercayaan karena kedekatannya dengan pemimpin pertama gerakan itu, Mullah Mohammad Omar.
Sebuah laporan terkait sanksi PBB menggambarkan dia sebagai "rekan dekat dan penasihat politik" untuk Omar.
Akhund sangat dihormati dalam gerakan itu, terutama oleh pemimpin tertingginya, Haibatullah Akhunzada, kata seorang sumber Taliban seperti dikutip Aljazeera.com, Rabu (8/9/2021).
Beberapa pengamat memandang Akhund, yang diyakini berusia pertengahan 60-an, lebih sebagai tokoh politik daripada tokoh agama. Dengan kendalinya atas dewan kepemimpinan juga memberinya hak suara dalam urusan militer.
Mullah Akhund memiliki garis keturunan Pashtun dari Ahmad Shah Durrani, pendiri Afghanistan modern sekitar tahun 1700-an.
Dia memainkan peran kepemimpinan dan penasihat yang penting dalam dewan pemimpin Rahbari Syura, yang sering disebut Quetta Syura.
Dewan itu dibentuk setelah Taliban digulingkan dari kekuasaan dalam invasi militer pimpinan AS pada tahun 2001. Dia juga merupakan sosok intelektual dan penulis beberapa karya tentang Islam.