Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singapura Khawatirkan Peningkatan Eksponensial Kasus Covid-19

Menteri Kesehatan Singapura Lawrence Wong mengatakan tingkat penularan Covid-19 harus diperlambat.
Patung Merlion berdiri di depan gedung-gedung pencakar langit di Singapura, Selasa (24/3/2020)./Bloomberg-Wei Leng Tay
Patung Merlion berdiri di depan gedung-gedung pencakar langit di Singapura, Selasa (24/3/2020)./Bloomberg-Wei Leng Tay

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Singapura bakal mengambil tindakan cepat untuk meredam kemungkinan peningkatan eksponensial kasus Covid-19.

Berbicara kepada wartawan, Menteri Kesehatan Singapura Lawrence Wong mengatakan tingkat penularan Covid-19 harus diperlambat. Singapura akan akan berusaha melakukannya tanpa masuk ke fase kewaspadaan tinggi lainnya.

“Yang menjadi perhatian kami bukan hanya jumlah absolut kasus, tetapi tingkat penyebaran virus. Dan itulah tingkat reproduksi atau disingkat R," kata Lawrence dilansir dari ChannelNewsAsia.com, Selasa (9/9/2021).

Dia mengatakan saat ini R lebih dari satu dan kasus meningkat dua kali lipat setiap minggu.

“Jika kita melanjutkan lintasan infeksi ini, berarti kita dapat memiliki 1.000 kasus (harian) dalam dua minggu, atau mungkin 2.000 kasus (harian) dalam sebulan,” ujarnya.

Dari pengalaman negara lain, ketika kasus meningkat “begitu tajam” akan ada lebih banyak kasus di ICU dan lebih banyak orang meninggal karena virus, kata Wong yang juga Menteri Keuangan.

Dia mengatakan bukan hanya kelompok lanjut usia yang belum divaksinasi. Sekalipun orang telah divaksinasi, akan ada sebagian kecil dari mereka yang jatuh sakit parah.

Dia menegaskan Singapura harus memperlambat laju transmisi dan menurunkan R.

“Kami akan mencoba melakukannya tanpa kembali ke peringatan tinggi lagi. Dan secara khusus kami akan melakukan pelacakan kontak agresif dan mengendalikan kasus dan klaster serta mendorong pengujian yang lebih luas," ungkapnya.

Jumlah kasus baru Covid-19 di Singapura hampir dua kali lipat menjadi lebih dari 1.200 dalam seminggu terakhir atau naik dari sekitar 600 pada minggu sebelumnya, menurut Kemenkes dalam siaran pers terpisah.

Orang yang tidak divaksinasi masih rentan terhadap penyakit parah dan kematian akibat Covid-19. Kemenkes Singapura melaporkan selama 28 hari terakhir, 6,7 persen dari kasus yang tidak divaksinasi jatuh sakit parah atau meninggal.

“Jika infeksi berlanjut pada lintasan ini, kita akan melihat dua kali lipat kasus setiap minggu. Ini berarti kita akan melihat lebih banyak orang menderita konsekuensi serius karena infeksi Covid-19,” menurut kementerian itu.

Karena itu, Kemenkes Singapura menilai perlu diambil tindakan cepat sekarang untuk meredam kemungkinan peningkatan kasus yang meningkat secara eksponensial.

“Langkah ini juga akan memberi kami waktu untuk mendapatkan lebih banyak orang, khususnya manula, divaksinasi sesegera mungkin, dan juga untuk meluncurkan program booster kami kepada mereka yang berusia 60 tahun ke atas,” menurut kementerian itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper