Bisnis.com, JAKARTA - Taliban mengklaim telah berhasil mengambil kendali penuh atas provinsi Panjshir, daerah terakhir di Afghanistan yang dikuasai oleh pasukan perlawanan tiga minggu setelah Kabul jatuh.
“Dengan kemenangan ini, negara kami benar-benar keluar dari jebakan perang,” kata kepala juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Selasa (7/9/2021).
Gambar di media sosial menunjukkan anggota Taliban berdiri di depan gerbang kompleks gubernur provinsi Panjshir.
Sementara itu, juru bicara Front Perlawanan Nasional (NRF) mengatakan klaim kemenangan Taliban adalah palsu dan pasukan oposisi terus berjuang. Disebutkan bahwa pasukannya hadir dalam "posisi strategis" di seberang lembah Panjshir.
Sementara itu, keberadaan pemimpin perlawanan Ahmed Massoud dan Amrullah Saleh, mantan wakil presiden yang bergabung dengan pasukan perlawanan setelah jatuhnya Kabul belum diketahui.
Massoud mengatakan dalam pesan Twitter bahwa dia aman. Saleh sebelumnya menyatakan dirinya sebagai penjabat presiden setelah Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu setelah pengambilalihan Taliban pada 15 Agustus lalu.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken tiba di Qatar untuk membahas kekacauan akibat penarikan AS dari Afghanistan.
NRF termasuk pejuang lokal yang setia kepada Massoud yang merupakan putra komandan anti-Soviet dan anti-Taliban Ahmad Shah Massoud. Dia beserta sisa-sisa militer Afghanistan mundur ke Lembah Panjshir, sekitar 125km (78 mil) di utara ibu kota Kabul.
Kelompok itu mengatakan secara terpisah dalam sebuah kicauan pada Minggu bahwa juru bicara Fahim Dashty, seorang jurnalis Afghanistan terkenal, dan Jenderal Abdul Wudod Zara telah tewas dalam pertempuran terakhir.
Mujahid, juru bicara Taliban, dalam konferensi pers kemarin mengatakan pasukan perlawanan memberikan "jawaban negatif" ketika Taliban mencoba untuk bernegosiasi. Dia menambahkan bahwa tidak ada korban sipil yang dilaporkan dalam pengambilalihan Panjshir.
Lembah Panjshir terkenal sebagai tempat perlawanan terhadap pasukan Soviet pada tahun 1980-an dan Taliban pada akhir 1990-an.