Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat kembali melakukan serangan melalui pesawat tak berawak terhadap kendaraan kelompok pelaku bom bunuh diri yang terafiliasi dengan ISIS Afghanistan yang akan meledakkan bandara Kabul, menurut Komando Pusat Amerika Serikat (Cencom).
"Ledakan sekunder yang signifikan dari kendaraan menunjukkan adanya sejumlah besar bahan peledak," kata juru bicara Centcom, Bill Urban seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (30/8/2021). Akan tetapi pusat komando itu belum memberikan penjelasan detail terkait serangan dan kondisi korban.
Dalam sebuah insiden terpisah pada Minggu (29/8/2021), sebuah roket menghantam kawasan barat laut bandara sehingga menewaskan seorang anak, menurut seorang kepala polisi Afghanistan.
Sementara itu, terkait serangan sebelumnya, Presisen AS Joe Biden kemarin turut mengambil bagian dalam "upacara khidmat dan hening" di pangkalan angkatan udara AS di Delaware untuk menghormati 13 tentara AS yang tewas dalam serangan di Kabul pada hari Kamis.
Sebanyak lima dari anggota pasukan AS baru berusia 20 tahun ketika mereka tewas.
AS sebelumnya telah memperingatkan "ancaman spesifik dan kredibel" di dekat bandara Kabul ketika pasukannya bergegas untuk menyelesaikan evakuasi dari Afghanistan dengan batas waktu 31 Agustus saat Taliban bersiap untuk mengambil alih lapangan udara utama itu.
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada wartawan bahwa komandannya telah memberi tahu dia bahwa serangan lain "sangat mungkin terjadi dalam 24-36 jam ke depan".
Sedikitnya 175 orang, termasuk 13 tentara AS dalam serangan bom bunuh diri di bandara Kabul. Serangan itu diklaim oleh Negara Islam di Provinsi Khorasan atau ISIS-K.
Sementara itu, menyikapi perkembangan di lapangan, Amerika Serikat akan menjadi tuan rumah pertemuan virtual tingkat menteri pada hari ini, Senin (30/8) dengan "mitra kunci di Afghanistan". Mitra itu termasuk Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Turki, Qatar, Uni Eropa dan NATO.
"Para peserta akan membahas pendekatan yang selaras untuk hari-hari mendatang," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
Blinken juga akan menyampaikan komentar publik terkait perkembangan terakhir di Afghanistan.