Bisnis.com, JAKARTA — Dua ledakan terjadi di dekat Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, ibu kota Afghanistan, Kamis (26/8/2021). Juru bicara Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat, John Kirby, melaporkan bahwa ledakan pertama terjadi di Abbey Gate di bandara, dan leadakan kedua tak jauh dari sana yaitu di Hotel Baron.
"Kami bisa mengkonfirmasi bahwa ledakan di Abbey Gate merupakan sebuah serangan yang kompleks dan menyebabkan sejumlah korban dari pihak Amerika Serikat dan warga sipil," kata John di akun twitternya @PentagonPresSec pada hari yang sama, mengutip Tempo, Jumat (28/8/2021).
John juga melaporkan di situs resmi Pentagon bahwa sejumlah anggota US service member tewas dalam serangan di bandara ini. Lalu sebagian lainnya juga terluka.
"Kami juga mengetahui beberapa warga Afghanistan jadi korban dalam serangan yang mengerikan ini," kata dia. Tak hanya itu, John juga menyebut Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul melaporkan ada aksi tembakan di lokasi.
Laporan ledakan ini disampaikan pejabat Amerika Serikat karena mereka sedang mengevakuasi warga mereka di Afghanistan. Evakuasi dilakukan hingga batas waktu 31 Agustus 2021.
Dikutip dari Reuters, sejumlah pejabat Amerika Serikat lain juga menyebut ada 13 orang yang tewas dalam ledakan ini, mengacu pada pernyataan Taliban. Para korban ini termasuk anak-anak dan pasukan Taliban sendiri.
Baca Juga
Saat ledakan, ada 5.200 tentara Amerika yang menjaga bandara, sehingga mereka ikut jadi korban ledakan. Lima orang terluka dan satu dalam kondisi serius.
Menurut salah satu sumber, pihak Amerika Serikat meyakini Islamic State Khorasan (ISIS-K) bertanggung jawab atasserangan ini. ISIS-K adalah kelompok simpatisan ISIS di Afghanistan yang melawan Amerika Serikat maupun Taliban.
Saat ledakan pertama terjadi, Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga dilaporkan sedang menggelar pertemuan dengan pejabat keamanannya. Sehingga, Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, Menteri Luar Negeri Tony Blinken, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Kepala Staf Gabungan Militer Mark Milley memonitor ledakan ini via video.