Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Australia menghentikan penerbangan evakuasi dari Afghanistan menyusul adanya serangan bom bunuh diri kelompok militan di luar bandara di Kabul pada Kamis (26/8) yang menewaskan sejumlah warga sipil dan setidaknya 13 personel militer Amerika Serikat.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa personel militer Australia telah dievakuasi dari Kabul beberapa jam sebelum serangan tersebut, dan dengan situasi keamanan yang tak menentu, keadaan tak lagi mendukung untuk upaya evakuasi.
“Rencana kami sekarang adalah untuk berlanjut ke fase pasca-evakuasi dan itu termasuk memastikan proses kepulangan, melalui program kemanusiaan resmi kami,” kata Morrison pada wartawan di Canberra, Jumat (27/8/2021).
Saat sejumlah pemerintahan, seperti Australia, telah menghentikan penerbangan evakuasi, seorang pejabat keamanan di bandara mengatakan bahwa operasi evakuasi telah dipercepat usai serangan semalam itu.
Pejabat itu mengatakan bahwa penerbangan berangkat secara reguler dari bandara, di mana ribuan warga Afghanistan telah berkumpul, di tengah keputusasaan untuk meninggalkan negara tersebut sejak Taliban merebut kekuasaan.
Morrison mengakui bahwa sejumlah pemegang visa Australia masih berada di Afghanistan, meski dia mengatakan Canberra tak mengetahui jumlah pastinya.
Saat Amerika Serikat dan sejumlah sekutu meneruskan penerbangan evakuasi, Morrison mengatakan bahwa kemungkinannya kecil untuk warga dan pemegang visa Australia diberikan kursi di penerbangan.
Morrison mengatakan bahwa Australia telah mengevakuasi 4.100 penduduk dan warga Afghanistan dengan visa dalam sembilan hari terakhir. Hampir 800 orang telah berada di Australia atau tengah dalam perjalanan menuju negara tersebut.
Menteri Luar Negeri Marise Payne mendesak warga Australia dan para pemegang visa negara itu untuk menjauhi perimeter bandara di tengah kekhawatiran akan serangan lanjutan.
Otoritas Australia dikatakan tengah berupaya untuk mencari tahu jika ada warga Australia yang terbunuh dalam serangan itu.
Australia adalah bagian dari pasukan internasional pimpinan NATO yang memerangi Taliban dan melatih pasukan keamanan Afghanistan pada tahun-tahun setelah mereka digulingkan pada 2001. Lebih dari 39.000 tentara Australia bertugas di Afghanistan dan 41 telah tewas.
Diberitakan sebelumnya bahwa Kelompok ekstrimis ISIS yang berafiliasi dengan Islamic State Khorasan Province (ISKP) menjadi tersangka utama dalam aksi bom bunuh diri di bandara Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8).
Dikutip dari The Guardian, media propaganda ISIS Amaq mengatakan melalui telegram bahwa seorang anggota bernama Abdul Rahman al-Logari melakukan operasi syahid di dekat Bandara Kabul.
Dalam aksi itu, setidaknya 12 tentara AS (13 orang, menurut laporan terbaru Al Jazeera) dan lebih dari 60 warga sipil warga Afghanistan tewas.