Bisnis.com, JAKARTA - Kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris ke Singapura dan Vietnam pekan ini berlangsung di tengah gejolak konflik di Afghanistan. Harris berusaha meyakinkan Singapura atas komitmennya terhadap kawasan ini, saat menghadapi serangkaian pertanyaan tentang Afghanistan selama kunjungan tersebut.
Dalam konferensi pers bersama, Harris menunjuk pada sejumlah kesepakatan yang dicapai dengan negara kota itu, sebagai bukti bahwa AS berkomitmen menghormati perjanjian dengan mitra keamanan di wilayah ini.
Harris juga menyebut bahwa AS saat ini fokus untuk menyelesaikan evakuasi di Afghanistan, di mana Taliban secara efektif mengambil kendali setelah 20 tahun perang dengan Negeri Paman Sam. Perdana Menteri Singapira Lee Hsien Loong menawarkan bantuan kepada AS dalam upaya evakuasi.
"Hari ini kami berada di Singapura untuk menekankan dan menegaskan kembali hubungan kami yang langgeng dengan negara ini dan di kawasan ini, dan untuk memperkuat visi bersama tentang kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dan untuk menegaskan kembali kepentingan bersama kami dalam perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara," kata Harris dalam briefing bersama dengan Lee, dilansir Bloomberg, Senin (23/8/2021).
AS telah menghadapi kritik bahkan dari sekutunya atas kekacauan di Afghanistan saat menarik pasukan dari negara itu. Presiden Joe Biden tetap pada keputusannya, dan mengatakan penilaian intelijen AS tidak memperkirakan kemajuan pesat seperti itu oleh Taliban dan runtuhnya militer Afghanistan.
Sementara itu, Lee menekankan pentingnya peran AS terhadap keamanan regional dan dukungan kemakmuran selama tujuh dekade terakhir di Asia meskipun ada saat-saat sulit.
"Kami menonton apa yang terjadi di Afghanistan di layar TV hari ini, tetapi apa yang akan memengaruhi persepsi tekad dan komitmen AS terhadap kawasan adalah apa yang dilakukan AS ke depan," kata Lee.
Lee melanjutkan, komitmen AS akan ditentukan pada bagaimana posisinya di kawasan dan bagaimana negara itu melibatkan berbagai mitra dan sekutunya, serta bagaimana melanjutkan perang melawan terorisme.