Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Khawatir Relaksasi PPKM, Epidemiolog Ingatkan Ancaman Varian Covid-19 Super

PPKM saat ini tidak efektif untuk menghentikan laju penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat. Kebijakan itu hanya memperlambat laju penyebaran virus.
rnPengendara melintas di jalur penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Jakarta, Minggu (1/8/2021). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim kondisi penyebaran virus corona di Ibu Kota mulai melandai. Hal ini tak lepas dari kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang akan berakhir pada Senin (2/8/2021). ANTARA FOTO/Rivan Awal Linggarn
rnPengendara melintas di jalur penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Jakarta, Minggu (1/8/2021). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim kondisi penyebaran virus corona di Ibu Kota mulai melandai. Hal ini tak lepas dari kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang akan berakhir pada Senin (2/8/2021). ANTARA FOTO/Rivan Awal Linggarn

Bisnis.com, JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman membeberkan minimal 50 ribu kasus positif Covid-19 tidak berhasil diidentifikasi di Indonesia sejak dominasi varian Delta.

Hal itu diungkapkan Dicky menyusul kekhawatiran potensi relaksasi yang diambil pemerintah atas kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) belakangan ini.

“PPKM belum mengubah skenario, yang saat ini pun banyak kasus yang tidak terdeteksi, kasus-kasus yang tidak terdeteksi ini akan menjadi penyebab klaster lain,” kata Dicky melalui pesan suara, Senin (23/8/2021).

Menurut dia, bentuk PPKM saat ini tidak efektif untuk menghentikan laju penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat. Dia menggarisbawahi kebijakan itu hanya memperlambat laju penyebaran virus.

“Penyebaran dari varian delta ini di mana-mana akan menimbulakn lonjakan-lonjakan lain, selain adanya varian baru yang lebih super ingat PPKM ini hanya memperlambat penyebaran virus,” tuturnya.

Selain itu, Dicky mengatakan, tingkat kematian akibat Covid-19 di Indonesia relatif tinggi sebesar 4,14 persen selama PPKM. Di sisi lain, positivity rate berada di atas 20 persen.

“Tes per seribu menurun, per pekan ini hanya 0,4 di tengah kondisi saat ini adalah untuk menemukan 1 kasus positif di Indonesia hanya perlu 4 hingga 5 orang dites,” kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan Indonesia mengalami banyak penambahan kasus sejak awal bulan Februari 2021, yang kemudian mengalami penurunan hingga Mei. 

Kendati demikian, munculnya varian Delta yang mendominasi di Kudus dan Bangkalan beberapa waktu lalu, membuat kasus kembali naik secara drastis mencapai sekitar 56 ribu infeksi baru per harinya.

"Saya minta semuanya tetap hati-hati, waspada mengenai yang namanya Covid-19 ini. Jangan sampai ada varian baru datang karena bermutasi," tutur Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Jawa Timur yang ditayangkan via YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/8/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper