Tak Perlu Teori Canggih
Pemerintah Afghanistan dikalahkan oleh sebuah organisasi militer yang lebih adaptif, selain karena korupsi yang akut.
Taliban tak perlu teori-teori militer canggih dari pakar-pakar strategis seperti Carl von Clausewitz.
Mereka hanya mengandalkan teori kemenangan menyeluruh yang dipandu oleh gabungan ofensif politik dan manuver militer.
Taliban pun berubah menjadi kelompok militer yang bisa merangsek segala lini. Mereka tak lagi mengandalkan penyergapan dan teror bom untuk melemahkan musuh, melainkan dengan mengelola 80.000 laskarnya yang piawai memanfaatkan media sosial sama terampilnya dengan mengokang AK-47.
Taliban menggabungkan operasi informasi, termasuk memanfaatkan seruan tetua-tetua suku dan rangkaian pesan teks, serta Twitter, dengan perintah terdesentralisasi yang membuat komandan-komandan lapangan yang mengetahui medan dan politik di wilayahnya bisa mengidentifikasi peluang dari setiap inisiatif.
Begitu operasi militer berhasil, mereka menguatkan operasi militer itu dengan menggelar pasukan semacam komando untuk memacu tempo ofensif militer.