Bisnis.com, JAKARTA -- Jenazah KGPAA Mangkunegoro IX telah dimakamkan di Istana Girilayu, Kabupaten Karangayar, Jawa Tengah.
Salah satu raja dari trah Mataram Islam itu mangkat pada Jumat lalu. Konon menurut versi Pura Mangkunegaran, Gusti Djiwo begitu sapaan Mangkunegoro IX, wafat karena serangan jantung di rumahnya di Jakarta.
Mangkunegara IX lahir di Solo pada18 Agustus 1951, 70 tahun yang lalu. Dia adalah putra laki-laki kedua dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegoro VII dan Raden Ajeng Sunituti atau Gusti Kanjeng Putri Mangkunegoro VIII.
Memiliki Nama Kecil GPH Sudjiwo Kusumo dari kecil hingga remaja, dia memiliki nama Gusti Pangeran Haryo (GPH) Sudjiwo Kusumo.
Bertepatan pada 4 Jumadilakhir 1920 atau 24 Januari 1988, GPH Sudjiwo Kusumo dinobatkan menjadi penguasa Mangkunegaran dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkoenagoro IX.
Mangkunegoro IX menikah dua kali. Pernikahan pertama. Gusti Jiwo mempersunting putri proklamator Bung Karno, Sukmawati Soekarnoputri dan dikaruniai dua anak yakni KGPH Paundrakarna Jiwo Suryonegoro dan Putri Agung Suniwati.
Pernikahan kedua, Mangkunegara memperistri Prisca Marina Haryogi Supardi. Dari pernihan ini mereka juga dikaruniai dua anak yakni Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dan Ancillasura Sudjiwo.
Menurut tradisi Mataram Islam, pengganti raja atau penguasa kerajaan umumnya diambil dari anak lali-laki. Dalam kasus Mangkunegaran, ada dua putra yang berpeluang menggantikan Gusti Jiwo sebagai raja Mangkunegaran.
Dua pangeran itu adalah KGPH Paundrakarna dan Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo. Keduanya memiliki peluang, meskipun ada kemungkinan putra tertua, yakni Gusti Paundrakarna akan naik tahta sebagai salah satu penerus Raden Mas Said yang mendirikan Kadipaten Mangkunegaran.