Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Karena Varian Delta, Peneliti Perkirakan Dunia Mungkin Tak Akan Capai Herd Immunity

Bulan ini, Infectious Diseases Society of America memperkirakan delta telah mendorong ambang batas kekebalan kawanan hingga lebih dari 80 persen dan mungkin mendekati 90 persen.
Virus varian delta menyebar di udara
Virus varian delta menyebar di udara

Bisnis.com, JAKARTA - Ketika Covid-19 melonjak tahun lalu, pemerintah di seluruh dunia menggembar-gemborkan harapan pada tercapainya kekebalan kelompok atau herd immunity, di mana virus berhenti menyebar secara eksponensial karena cukup banyak orang yang terlindungi darinya. Kini dengan meluasnya varian delta yang lebih menular, harapan itu tampak seperti fantasi.

Bulan ini, Infectious Diseases Society of America memperkirakan delta telah mendorong ambang batas kekebalan kawanan hingga lebih dari 80 persen dan mungkin mendekati 90 persen. Pejabat kesehatan masyarakat seperti Anthony Fauci telah meningkatkan jumlah orang yang membutuhkan perlindungan sebelum mencapai kekebalan kelompok.

"Apakah kita akan mendapatkan kekebalan kawanan? Tidak, sangat tidak mungkin, menurut teorinya," kata Greg Poland, Direktur Kelompok Penelitian Vaksin di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, dilansir Bloomberg, Sabtu (14/8/2021).

Delta memacu meluasnya wabah di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris yang telah dilanda virus, dan mungkin memiliki beberapa ukuran kekebalan alami selain tingkat vaksinasi lebih dari 50 persen. Varian itu juga memukul negara-negara hampir mampu memberangus virus ini secara menyeluruh seperti Australia dan China.

Poland melanjutkan, bahkan tingkat vaksinasi 95 persen mungkin tidak akan mengantar dunia pada kekebalan kelompok. "Ini adalah pertarungan ketat antara pengembangan varian yang semakin sangat menular dan tingkat imunisasi,” ujarnya. 

Selain itu juga tidak jelas berapa lama kekebalan alami yang diperoleh dengan bertahan dari Covid-19 akan bertahan, dan apakah itu akan efektif untuk melawan varian baru. Varian masa depan, termasuk beberapa yang dapat menghindari kekebalan bahkan lebih efisien daripada delta, menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana – dan kapan – ini akan berakhir.

"Jika sesederhana terinfeksi sekali berarti Anda kebal seumur hidup, itu bagus, tapi saya rasa bukan itu masalahnya,” kata S.V. Mahadevan, Direktur South Asia Outreach di Pusat Penelitian dan Pendidikan Kesehatan Asia di Stanford University Medical Center.

Tanpa kekebalan kawanan, virus dapat bertahan selama beberapa dekade dalam beberapa bentuk, mungkin memaksa negara-negara paling kuat di dunia untuk menyesuaikan strategi mereka yang berbeda dalam membuka perbatasan dan ekonomi.

Negara-negara seperti China yang telah menerapkan kebijakan Covid-Zero yang ketat dengan mencoba menekan setiap infeksi, pada akhirnya mungkin harus mempertimbangkan sikap yang lebih longgar. Negara lain seperti AS dan Inggris yang telah terbuka meskipun ada kebangkitan virus menghadapi risiko gelombang demi gelombang infeksi.

Vaksin sejauh ini belum menjadi solusi cepat yang diharapkan sejumlah orang. Israel, di antara negara yang paling banyak divaksinasi di dunia, telah mulai memberikan suntikan booster, di tengah bukti bahwa imunisasi saat ini tidak menawarkan perlindungan yang diharapkan.

Vaksin yang paling kuat, termasuk suntikan mRNA dari Pfizer Inc., BioNTech SE dan Moderna Inc., akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan kekebalan tingkat tinggi karena efektifitanya.

Akhir dari pandemi Covid-19 mungkin akan serupa dengan flu Spanyol pada 1918. Kemungkinan varian akan terus muncul, memaksa penggunaan booster atau imunisasi rutin, yang ditargetkan untuk varian yang lebih baru.

"Lalu, jika kita beruntung, apa yang mungkin terjadi adalah [virus] ini akan menjadi sesuatu yang lebih mirip dengan influenza, di mana kita akan selalu memilikinya,” kata Poland.

“Ini akan menjadi lebih musiman, seperti virus corona yang sudah beredar, dan kita harus tetap melakukan imunisasi,” lanjutnya. Jika virus itu berkembang seperti flu, dunia mungkin akan memiliki beberapa versi Covid-19 seratus tahun dari sekarang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper