Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penghapusan Data Kematian Pasien Covid-19 Pertaruhkan Kredibilitas

Anis Matta menyarankan, data kematian tersebut seharusnya diperbaiki sesegera mungkin, bukan kemudian dihapuskan dalam pelaporan data harian Satgas Covid-19.
Anis Matta./Istimewa
Anis Matta./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta menyatakan, bahwa penghapusan data kematian pasien Covid-19 dapat menciderai kredibilitas Indonesia di mata dunia internasional termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Data kematian akibat Covid-19 merupakan data standar dunia, seluruh negara terutama negara G20 melaporkannya secara harian, bila Indonesia tidak menyertakan data kematian tersebut, kredibiltias Indonesia dapat terciderai, Indonesia bisa tidak diakui mengikut standar pelaporan WHO," ujar Anis Matta dalam rekaman  video saat memberikan pengantar Gelora Talks dengan tema 'Waspada! Ancaman Covid-19 Merambah Pedesaan', Kamis (12/8/2021).

Diskusi tersebut menghadirikan narasumber Kasubbid Tracing Satgas Covid-19 Koesmedi Priharto, pakar Kebijakan Bioteknologi dan Kesehatan  IPMI Business School  Sidrotun Naim serta Ahli Epidemiologi Lapangan, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Yudhi Wibowo.

Seperti diketahui, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Selasa (9/8/2021) mengumumkan pemerintah memutuskan untuk tidak mengeluarkan angka kematian warga terinfeksi Virus Corona dari indikator penilaian Covid-19.

Alasannya, alur data pencatatan kematian di Indonesia masih belum real time. Pemerintah beralasan, kematian yang diumumkan harian oleh pemerintah, bukan kumulatif kasus di hari yang sama, melainkan sumbangan beberapa kasus kematian yang terjadi di beberapa hari sebelumnya.

Anis Matta menyarankan, data kematian tersebut seharusnya diperbaiki sesegera mungkin, bukan kemudian dihapuskan dalam pelaporan data harian Satgas Covid-19.

"Seharusnya pemerintah memperbaiki data yang bermasalah tersebut secepatnya, sehingga data tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan validasi penangganan pandemi dan konsekuensi data tersebut berguna menentukan kebijakan pemerintah yang tepat untuk masa depan," ujar Anis Matta.

Dia meningatkan, bahwa Indonesia harus mengirim sinyal baik kepada dunia internasional bahwa prinsip keterbukaan, kejujuran dan transparansi selalu diterapkan dalam penanganan Covid-19 selama ini.

"Indonesia memiliki persoalan data yang perlu diperbaiki tidak hanya dalam data kematian akibat Covid-19, juga data yang menyangkut testing, tracing dan treatment, sehingga dunia tidak perlu ragu akan kredibilitas data Indonesia karena sebagai negara demokrasi Indonesia menganut prinsip keterbukaan, kejujuran dan transparansi yang selalu diterapkan dalam penanganan Covid-19 selama ini," ujarnya.

Sementara itu, Kasubbid Tracing Satgas Covid-19 Koesmedi Priharto menolak menjawab soal penghapusan data kematian.

"Kenapa jadi dihapus, ya saya belum dapat apa namanya, siapa yang memberikan keputusan. Saya cuma berpikir marilah kita bersatu, bergotong royong, jangan saling menyalahkan. Tidak ada yang ingin berbuat kesalahan," kata Koesmedi. 

Namun, epidemiolog dari Unsoed Yudhi Wibowo menilai penginputan data yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sangat buruk.

Buruknya input data itu bukan hanya soal data kematian, tetapi juga soal data perkembangan kasus baru.

"Data-data yang ada, dasarnya dari asesmen data yang diolah oleh Kementerian Kesehatan, tapi maaf masalah penginputan datanya jelek, cukup lama data kasus baru yang diinputkan," kata dokter tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper