Bisnis.com, JAKARTA – Menghadapi lonjakan kasus Covid-19, Indonesia dihadapkan dengan kenyataan bahwa fasilitas kesehatan terbatas dan laju vaksinasi yang sulit dipercepat terutama di daerah terpencil.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengingatkan agar jangan sampai terjadi mimpi buruk berikutnya.
“Pandemi belakangan ini memunculkan tantangan baru: menyiapkan fasilitas kesehatan memadai dengan cepat di daerah terpencil. Pasalnya Covid-19 mulai merayap ke pedesaan dan pelosok--dengan catatan vaksinasi juga masih sangat minim. Jangan sampai terjadi mimpi buruk berikutnya,” kata Zubairi melalui Twitter, Kamis (5/8/2021).
Dalam cuitan tersebut, beberapa warganet juga mengungkapkan bahwa di desa sudah kejadian, banyak yang meninggal karena sesak. Mereka tak sempat dites, mendapat perawatan di rumah sakit, apalagi mendapatkan vaksinasi.
“Iya bener prof, di desa ART saya banyak orng meninggal sesek katanya,” balas akun Twitter @mhatzapa pada cuitan Prof Zubairi.
Sebelumnya, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman juga mengatakan agar pemerintah tidak hanya fokus melakukan penanganan pandemi di Jawa dan Bali, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan.
“Sejak awal pandemi saya sampaikan bahwa potensi Indonesia memiliki variasi kurva pandemi di pulau-pulau ini besar. Untuk mencegah lonjakan kasus di luar Jawa seperti sekarang di Jawa Bali, maka harus dimitigasi, jangan menunda seperti sebelumnya,” ungkapnya.
Terlebih, ungkap Dicky, bahwa penegakkan testing, tracing, dan treatment (3T), serta kepatuhan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas (5M) di luar pedesaan masih lemah.
Sementara itu, Kemenkes memastikan bahwa stok vaksin Covid-19 yang tersedia di fasilitas pemerintah pusat mencukupi untuk memenuhi permintaan daerah.
"Kita punya stok cukup vaksin. Tapi harus dipahami bahwa vaksin itu tidak bisa sekaligus vaksinasi semua sasarannya, karena dosis vaksin juga datang bertahap," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Kamis (5/8/2021).
Berdasarkan laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), total kedatangan vaksin di Indonesia hingga Selasa (3/8) berjumlah 179,4 juta dosis vaksin terdiri atas 144,7 juta dosis berbentuk bahan baku dan 34,7 juta dosis dalam bentuk vaksin jadi. Adapun, total vaksin jadi produksi PT Bio Farma berjumlah 152 juta dosis vaksin.
Sebanyak 117,3 juta berupa bahan baku dan 34,7 juta berupa vaksin jadi. Bahan baku vaksin tersebut berjenis Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm dan Moderna.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes melaporkan hingga Senin (2/8), vaksin yang telah didistribusikan menuju 34 provinsi berjumlah 90.988.817 dosis. Sebanyak 68.641.750 dosis di antaranya telah digunakan.
Menurut Nadia Indonesia tidak mengalami masalah dengan stok vaksin Covid-19. Tapi, masyarakat harus paham bahwa vaksin didistribusikan secara bertahap.
Kekosongan vaksin di beberapa daerah, kata Nadia, penyebabnya karena data stok vaksin tidak diperbarui, sehingga Kemenkes melihat stok vaksin di daerah masih aman.
Menurut Nadia, masalah ini sudah diperbaiki. Jutaan dosis vaksin sudah dan akan didistribusikan ke daerah.
"Kami sudah mendistribusikan pada pekan ketiga itu 3 juta untuk vaksin dosis kedua dan yang pekan keempat ini ada sekitar 6 juta. Nanti kami akan kirim lagi sekitar 6 juta," katanya.