Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Misteri Lonjakan Kasus Covid-19 di Negara Bagian Kerala India

Negara bagian di wilayah selatan itu menyumbang lebih dari setengah infeksi baru Covid-19 di India. Lalu, mengapa jumlah kasus terus meningkat di negara bagian itu beberapa bulan setelah gelombang kedua yang mematikan mereda?
Pemandangan kuburan manusia di tanah pasir yang dangkal, beberapa diduga meninggal akibat terinfeksi virus Corona (COVID-19), di tepian Sungai Gangga di Phaphamau, pinggir kota Prayagraj, India, Jumat (21/5/2021)./Antara/Reuter-Ritesh Shukla
Pemandangan kuburan manusia di tanah pasir yang dangkal, beberapa diduga meninggal akibat terinfeksi virus Corona (COVID-19), di tepian Sungai Gangga di Phaphamau, pinggir kota Prayagraj, India, Jumat (21/5/2021)./Antara/Reuter-Ritesh Shukla

Bisnis.com, JAKARTA - Akhir-akhir ini negara bagian Kerala di India menjadi perhatian banyak kalangan pers maupun para epidemiolog yang banyak mencurahkan perhatiannya pada perkembagan Covid-19 yang terus mewabah.

Bagaimana tidak. Negara bagian di wilayah selatan itu menyumbang lebih dari setengah infeksi baru Covid-19 di India.

Lalu, mengapa jumlah kasus terus meningkat di negara bagian itu beberapa bulan setelah gelombang kedua yang mematikan mereda?

Pada Januari 2020, Kerala melaporkan kasus Covid-19 pertama di India atas nama seorang mahasiswa kedokteran yang kembali dari Wuhan, China, tempat pandemi Covid berawal.

Jumlah kasus kemudian terus meningkat dan wilayah itu menjadi titik panas penyebaran Covid-19.

Pada bulan Maret, enam negara bagian melaporkan lebih banyak kasus daripada negara bagian yang memiliki pemandangan alam yang indah tersebut.

Berpegang teguh pada pedoman pengendalian penularan dengan melakukan pengujian, melacak dan melakukan isolasi dengan melibatkan jaringan akar rumput, Kerala mampu menurunkan jumlah kasusnya secara drastis.

Namun, ada cerita bagaimana kesulitan negara bagian itu dalam meratakan kurva penyebaran Covid-19.

Gelombang pertama berlarut-larut, tetapi Kerala berhasil mengendalikan penyebaran infeksi. Jumlah kematian resmi rendah.

Akan tetapi, Infeksi Virus Corona meningkat lebih cepat selama gelombang kedua yang mematikan selama musim panas. Infeksi tidak menunjukkan tanda-tanda mereda bahkan ketika pandemi berkurang di bagian lain negara itu.

Misteri Lonjakan Kasus Covid-19 di Negara Bagian Kerala India

Seorang polisi meminta warga yang datang untuk menerima dosis vaksin Covid-19 pergi saat mereka berdiri di luar gerbang pusat vaksinasi yang ditutup akibat ketidaktersediaan pasokan vaksin di Mumbai, India, Senin (3/5/2021)/Antara

Sumbang Separuh Kasus

Dengan jumlah penduduk hanya 3 persen dari populasi India, Kerala telah menyumbang lebih dari setengah kasus baru India.

Jumlah reproduksi Virus Corona, yang menjelaskan kemampuan penyakit untuk menyebar dan memperkirakan jumlah orang yang terinfeksi oleh satu orang yang sudah terinfeksi, telah melewati angka satu.

Indikator itu menunjukkan semakin banyak kasus yang memerlukan penguncian dan tindakan lain untuk membendung gelombang infeksi.

Persentase orang yang dites positif  terinfeksi Virus Corona dari keseluruhan jumlah yang diperiksa, berada di atas 10 persen selama sebulan.

Kerala pun mencatat 3,4 juta infeksi dan 16.837 kematian akibat Covid-19 sejauh ini.

Akan tetapi, angka-angka yang sangat mencengangkan itu tidak memberi tahu Anda bagaimana cerita secara keseluruhan, kata ahli epidemiologi.

Kerala, kata mereka, menguji lebih banyak warga atau lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan negara bagian lainnya. Langkah itu membuat tingkat infeksi tetap terkendali.

Kendalikan Penularan

Negara bagian tersebut menguji satu dari setiap dua kasus infeksi dibandingkan dengan negara bagian lain yang memeriksa satu dari 30 infeksi.

"Kerala menguji lebih banyak, dan menguji lebih cerdas. Dengan melacak kontak untuk menemukan kasus nyata, pengujian juga ditargetkan lebih baik," kata Gagandeep Kang, seorang ahli virologi terkemuka di India.

Survei tes antibodi terbaru mengungkapkan, bahwa hanya 43 persen orang di atas usia enam tahun di Kerala yang terpapar infeksi Virus Corona. Bandingkan dengan angka 68 persen secara nasional.

Dengan fakta itu, banyak yang percaya dan membuktikan, bahwa Kerala telah melakukan pekerjaan yang mengagumkan dalam mengendalikan penyebaran Virus Corona, tidak seperti negara bagian India lainnya.

Selain itu, meski jumlah kasus meningkat, rumah sakit tidak kewalahan, tingkat kematian kasus akibat Covid-19 di Kerala adalah sepertiga dari perkiraan nasional India.

Fakta lainnya adalah, bahwa setengah dari tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit gratis, dan kurangnya laporan kematian Covid-19 mungkin yang terendah di negara bagian itu, menurut sebuah laporan.

Kerala juga telah sepenuhnya memvaksinasi lebih dari 20 persen penduduknya dan 38 persen persen telah menerima satu suntikan. Angka itu jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Negara bagian itu tampaknya menguji secara luas, melaporkan kasus secara jujur, memvaksinasi warga setempat dengan cepat dan memastikan bahwa rumah sakit tidak kewalahan.

“Gelombang infeksi pada masa depan tidak akan seberat gelombang kedua, mengingat kecepatan di Kerala memvaksinasi populasinya, menurut Rijo M John, seorang ekonom kesehatan.

Namun, para ahli epidemiologi khawatir bahwa keberhasilan Kerala yang nyata tidak menceritakan keseluruhan cerita yang ada. Misalnya, sejumlah besar orang tetap rentan terhadap virus.

"Ini kemungkinan akan mendorong tingginya pandemi di negara bagian ini," kata Gautam Menon, pakar pemodelan penyakit sebagaimana dikutip BBC.com, Selasa (3/8/2021).

Ada juga risiko dalam membiarkan orang terinfeksi, sekalipun berupaya mencegah kematian, kata ahli virologi Shaheed Jameel.

Selain itu, ada risiko Covid-19 jangka panjang  yang menimpa hingga sepertiga dari mereka yang terinfeksi, termasuk pasien tanpa gejala.

Kerala berada pada tahap pertumbuhan eksponensial yang tak terkendali dalam infeksi, kata Swapneil Parikh, seorang dokter.

Misteri Lonjakan Kasus Covid-19 di Negara Bagian Kerala India

Nanhe Pal (52), seorang pria yang sedang mengalami gangguan pernapasan mendapatkan oksigen gratis yang disediakan Kuil Sikh Gurudwara saat wabah Covid-19 kembali merebak di Ghaziabad, India, Senin (3/5/2021). Data Kementerian Kesehatan India menunjukkan total infeksi virus corona sejak awal pandemi telah mencapai 19,93 juta kasus dan membengkak 368.147 kasus baru selama 24 jam terakhir, sementara jumlah kematian naik 3.417 menjadi 218.959. Sedikitnya 3,4 juta orang saat ini sedang dirawat./Antara-Reuters/ Adnan Abidi

Varian Delta

Varian Delta yang sangat menular dan menyebar lebih cepat, sehingga sulit untuk membasmi infeksi.

"Rawat inap dan kematian sekarang mewakili infeksi dari beberapa waktu sebelumnya. Jadi, saya tidak perlu menghibur diri dengan kenyataan bahwa kasus rendah saat ini," kata  Parikh.

Dia menambahkan, bahwa tingkat infeksi positif Virus Corona yang tinggi secara konsisten masih menjadi penyebab kekhawatiran.

Menon mengatakan, bahwa pandemi yang berkepanjangan dapat berarti kemungkinan lebih banyak mutasi virus yang mengarah pada munculnya varian baru dan berbahaya yang dapat menyebarkan penyakit ke orang yang tidak divaksinasi dan tidak terinfeksi.

"Ini adalah waktu untuk berhati-hati. Fokus utama Kerala seharusnya adalah menurunkan jumlah kasus," ujarnya.

Banyak yang mengatakan Kerala perlu lebih bijaksana dan lebih kuat saat memberlakukan penguncian bergilir yang mengarah pada pertemuan massal dan memperhatikan risiko peningkatan infeksi.

Ahli virologi mengatakan Kerala juga membutuhkan data yang lebih terperinci tentang pengujian yang ditargetkan dan peningkatan pengurutan genom untuk mengetahui di mana infeksi meningkat paling banyak dan untuk melacak varian baru.

"Jika ada satu hal yang seharusnya kita pelajari dari pandemi India sekarang, itu adalah memperlakukan narasi pengecualian dengan hati-hati," kata Murad Banaji, ahli matematika di Universitas Middlesex London, yang telah melacak pandemi dengan cermat.

Dengan demikian, jelas bahwa Kerala mungkin tidak menjadi pengecualian.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper