Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan, negaranya telah memulai "dialog strategis" dengan Indonesia saat bertemu Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Washington kemarin waktu setempat.
Blinken mengatakan kepada wartawan saat bertemu Retno Marsudi di Departemen Luar Negeri, bahwa meski dialog telah disepakati antara kedua negara beberapa tahun lalu, namun baru sekarang dimulai pada pertemuan mereka di Washington.
“Indonesia adalah mitra demokrasi yang kuat bagi Amerika Serikat dan kami bekerja sama di banyak bidang yang berbeda,” kata Blinken seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (4/8/2021).
Disebutkan, bahwa kemitraan yang kuat dengan Indonesia, negara dan ekonomi terbesar dari 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean), "akan menjadi aspek kunci bagi peningkatan keterlibatan AS di kawasan".
Dia mengatakan, Amerika Serikat merupakan salah satu mitra penting bagi Asean dalam mengimplementasikan pandangannya terhadap Indo-Pasifik.
“Adalah harapan saya dan pemerintah Indonesia untuk memajukan hubungan bilateral dengan AS dari masalah kesehatan hingga pendidikan, ekonomi hingga tujuan pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Baca Juga
Blinken menyebut, bahwa Washington menantikan kepemimpinan Indonesia di G20 tahun depan dan akan membahas isu perdagangan dan investasi bilateral, masalah dan tantangan regional di mana kedua negara bekerja sama secara erat.
Dia berencana untuk membahas Covid-19 dengan Menlu Retno Marsudi dan mencatat bahwa Washington baru-baru ini menambahkan 3,5 juta dosis vaksin menjadi 4,5 juta yang sudah dibagikan ke Indonesia.
Blinken pun mengatakan kedua negara juga bekerja sama dalam pengadaan oksigen dan terapi Covid-19.
Pembicaraan Blinken dengan Retno Marsudi dilakukan menjelang partisipasinya dalam pertemuan tingkat menteri virtual antara Amerika Serikat dan blok tersebut.
Blinken mengambil bagian dalam pertemuan seminggu dengan rekan-rekan regionalnya sebagai bagian dari upaya AS untuk menunjukkan keseriusan terlibat dengan Asia Tenggara untuk melawan pengaruh China yang terus meluas.