Bisnis.com, JAKARTA - Penunjukan utusan khusus untuk masalah Myanmar menjadi isu yang paling alot dibahas dalam pertemuan Menteri Luar Negeri Asean (AMM) pada Senin (2/8/2021). Indonesia mendesak Asean memberikan keputusan yang tegas soal ini.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengakui implementasi 5 Poin Konsensus (5PCs) terkait Myanmar masih jalan di tempat sejak Asean Leaders Meeting di Jakarta pada 24 April lalu.
"Saya secara terus terang menyampaikan sampai saat ini tidak terjadi perkembangan yang signifikan dalam implementasi 5PCs," katanya dalam konferensi pers virtual dari Washington DC pada Senin (2/8/2021) dini hari.
"Oleh karena itu sudah waktunya Asean mengambil keputusan yang decisive [tegas]," lanjutnya.
Hal ini disampaikan usai Menlu Retno menghadiri AMM pada Senin. Pertemuan yang diagendakan hanya 2 jam, akhirnya berlangsung selama 5 jam.
Retno menegaskan bahwa tertundanya implementasi 5PCs tidak akan membawa kebaikan bagi Asean.
"Jika pertemuan ini gagal memastikan langkah konkret implementasi 5PCs, maka Indonesia mengusulkan bahwa isu mengenai tindak lanjut 5PCs ini dikembalikan ke para Pemimpin Asean," ungkapnya.
Untuk itu, Indonesia berharap agar Myanmar dapat segera menyetujui usulan Asean mengenai penunjukkan utusan khusus sehingga utusan khusus dapat segera bekerja dengan mandat yang jelas dari Asean.
Utusan khusus yang diipilih juga harus dipastikan mendapatkan jaminan akses penuh baik terkait dengan pertemuan dengan berbagai pihak maupun pergerakan selama menjalankan tugasnya di Myanmar.
Guna memberikan dukungan terhadap rakyat Myanmar, Retno juga mengusulkan kepada Asean agar segera mengambil langkah pemberian bantuan kemanusiaan termasuk untuk kaum perempuan dan anak-anak.
Menlu Retno saat ini tengah berada di Washington DC untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.