Bisnis.com, JAKARTA - Inggris dan Amerika Serikat (AS) AS percaya Iran berada di balik serangan kapal tanker Israel yang menewaskan dua orang dan berjanji akan mengambil tindakan tegas, karena dinilai telah melanggar hukum internasional.
Kapal MV Mercer Street, yang dioperasikan oleh sebuah perusahaan milik Israel, diserang di lepas pantai Oman pada Kamis (29/7/2021).
Seorang warga negara Inggris dan seorang warga negara Rumania tewas akibat serangan itu.
Pernyataan tersebut muncul setelah Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan ada "bukti" bahwa musuh bebuyutan Iran bertanggung jawab atas insiden itu.
Bennett memperingatkan, bahwa "kita tahu bagaimana mengirim pesan ke Iran dengan cara kita sendiri", sementara Teheran menolak apa yang disebut "tuduhan tak berdasar".
Serangan di MV Mercer Street tampaknya merupakan eskalasi terbaru dalam "perang bayangan" yang tidak diumumkan antara Israel dan Iran.
Baca Juga
Sejak Maret telah terjadi beberapa serangan terhadap kapal-kapal yang dioperasikan Israel dan Iran, yang dipandang sebagai insiden saling balas dendam meski jarang terjadi korban tewas.
Iran juga menuduh Israel menargetkan situs nuklir dan ilmuwannya.
Dalam sebuah pernyataan kemarin, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan London percaya Iran telah menggunakan satu atau lebih drone untuk menyerang MV Mercer Street.
Dia menyebut tindakan itu "sengaja, ditargetkan, dan jelas melanggar hukum internasional".
"Iran harus mengakhiri serangan seperti itu, dan kapal harus diizinkan untuk bernavigasi dengan bebas," tambahnya seperti dikutip BBC.com, Senin (2/8/2021).
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington juga "yakin bahwa Iran melakukan ini", dan bahwa "tanggapan yang tepat" akan menyusul.
Perdana Menteri Israel mengatakan, pihaknya mengharapkan masyarakat internasional untuk menjelaskan kepada Iran bahwa mereka telah melakukan kesalahan serius.
Naftali Bennett mengatakan "kami tahu cara mengirim pesan ke Iran dengan cara kami sendiri".
Iran tidak mengakui apa pun sebagai tanggapan. Juru bicara kementerian luar negerinya, Saeed Khatibzadeh, mengatakan kepada wartawan bahwa "rezim Zionis (Israel) telah menciptakan ketidakamanan, teror dan kekerasan".
Dia mengatakan, bahwa Israel "harus menghentikan tuduhan tak berdasar seperti itu" dengan mengingatkan siapa yang menabur angin akan menuai badai.
Eskalasi seragan itu datang dengan latar belakang pembicaraan nuklir utama di Wina.
Para pejabat berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan internasional 2015 yang menyebutkan sanksi terhadap Iran akan dicabut sebagai imbalan atas komitmen dari Teheran untuk mengekang program nuklirnya.
Negara-negara barat menuduh Iran berupaya membuat bom nuklir. Akan tetapi, Iran menyangkal hal ini dan bersikeras program nuklirnya difokuskan pada penelitian dan pembangkit listrik.