Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thailand Kembali Lockdown Bangkok dan 9 Provinsi

Masyarakat di Bangkok dan provinsi terdekatnya Nakhon Pathom, Nonthaburi, Pathum Thani, Samut Prakan dan Samut Sakhon, serta di Narathiwas, Pattani, Songkhla dan Yala di ujung selatan telah disarankan untuk tinggal di rumah mulai Senin dan hanya pergi keluar bila perlu.
Tamu terakhir meninggalkan Chu Chocolate Bar & Cafe sebelum tutup permanen akibat pandemi Covid-19 di Bangkok, Thailand, 30 Mei 2021./Antara/Reuters-Athit Perawongmetha
Tamu terakhir meninggalkan Chu Chocolate Bar & Cafe sebelum tutup permanen akibat pandemi Covid-19 di Bangkok, Thailand, 30 Mei 2021./Antara/Reuters-Athit Perawongmetha

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Thailand memberlakukan penguncian di Bangkok dan sembilan provinsi mulai Senin (12/7/2021) karena kasus Covid-19 terus melonjak di negara itu.

Pusat Administrasi Situasi Covid-19 (CCSA) mengumumkan warga Bangkok dan provinsi terdekatnya Nakhon Pathom, Nonthaburi, Pathum Thani, Samut Prakan dan Samut Sakhon, serta mereka yang berada di Narathiwas, Pattani, Songkhla dan Yala di ujung selatan telah disarankan untuk tinggal di rumah mulai Senin dan hanya pergi keluar bila perlu.

Menurut asisten juru bicara CCSA, Apisamai Srirangsan, jam malam akan diberlakukan antara pukul 9 malam dan 4 pagi di sepuluh provinsi ini karena pemerintah memperketat pembatasan di daerah berisiko tinggi. Namun, warga masih dapat meninggalkan rumah mereka dalam keadaan darurat, pekerjaan atau kunjungan medis.

Lembaga pendidikan di provinsi-provinsi ini diharuskan untuk melakukan kelas online saja. Apisamai menambahkan bahwa pos pemeriksaan dan patroli akan dibentuk oleh unit keamanan untuk memastikan pergerakan publik minimal.

Untuk Bangkok dan provinsi terdekatnya, toko serba ada dan pasar harus tutup dari jam 8 malam hingga jam 4 pagi. Pemerintah juga memerintahkan penutupan sementara department store dan mal komunitas di enam provinsi ini, kecuali bagian supermarket dan farmasi, restoran dan kafe, bank, serta area yang ditetapkan untuk program vaksinasi nasional, yang akan dapat beroperasi hingga jam 8 malam.

“Restoran dapat tetap buka sampai jam 8 malam tetapi perlu ditekankan bahwa tempat-tempat ini tidak akan diizinkan untuk menawarkan layanan makan di tempat atau alkohol. Hanya layanan takeaway yang diizinkan,” kata Apisamai, dilansir Channel News Asia, Sabtu (10/7/2021).

“Tempat-tempat yang dilaporkan rawan infeksi perlu ditutup. Ini termasuk bisnis pijat dan spa dan pusat kecantikan, ”tambahnya.

Mulai Senin, baik sektor publik maupun swasta di Bangkok dan provinsi-provinsi terdekat diwajibkan untuk menerapkan aturan kerja dari rumah secara maksimal sementara transportasi umum akan dibatasi. Kerumunan juga akan dibatasi hanya untuk lima orang di daerah-daerah tersebut.

Thailand menghadapi gelombang infeksi Covid-19 terburuk yang telah membebani sistem perawatan kesehatan dan tenaga medisnya. Jumlah kasus harian telah mencapai ribuan selama beberapa minggu di tengah laporan varian Delta yang sangat menular dari virus corona.

Negara ini telah mencatat 288.643 kasus dan 2.440 korban sejak gelombang ketiga infeksi dimulai pada April, ketika sebuah klaster ditemukan di klub malam kelas atas di Bangkok.

Pada hari Jumat, CCSA melaporkan 9.276 kasus baru dan 72 kematian baru. Bangkok dan provinsi terdekat saja menyumbang 4.754 kasus atau 51 persen dari infeksi baru, tidak termasuk yang ada di penjara. Penghitungan nasional sekarang di angka 317.506 kasus, dengan 2.534 kematian.

Menurut Apisamai, Kementerian Kesehatan Masyarakat akan menyesuaikan rencana distribusi vaksinnya untuk lebih mencakup kelompok berisiko di Bangkok dan sekitarnya, seperti individu di atas 60 tahun dan mereka yang memiliki penyakit kronis.

"Satu juta dosis diharapkan akan diberikan dalam waktu dua minggu," katanya.

Dia menambahkan, pihaknya akan memperbanyak lokasi untuk tes Covid-19 serta mempercepat deteksi penyakit di masyarakat. Pada Jumat, CCSA melaporkan 74.895 pasien menerima perawatan medis untuk Covid-19 di fasilitas medis nasional dan 2.685 di antaranya dalam kondisi kritis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Channel News Asia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper