Bisnis.com, JAKARTA - Tak bisa dipungkiri, apa yang dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Kamis (1/7/2021) lalu bikin geleng-geleng kepala.
Bagaimana tidak, di tengah kebingungan masyarakat menanti kabar pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, keduanya malah datang ke acara yang sifatnya remeh temeh. Acara pemberian penghargaan untuk sinetron Ikatan Cinta yang tayang setiap malam di salah satu televisi swasta nasional.
Entah apa maksud dan tujuannya, namun yang jelas apa yang dilakukan oleh Airlangga dan Agus seperti menggambarkan tidak seriusnya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Menurut pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah, banyak hal penting yang seharusnya mereka lakukan di tengah kondisi krisis seperti saat ini, alih-alih datang ke acara pemberian penghargaan itu.
“Seharusnya mereka fokus dengan tugasnya sebagai pembantu presiden, apalagi jelang [pemberlakuan] PPKM darurat. Urgensinya datang ke acara [pemberian] penghargaan sinetron itu apa? Banyak hal lain yang lebih serius dan harus dilakukan,” katanya kepada Bisnis, Jumat (2/7/2021).
Trubus menyebut Airlangga dan Agus melukai perasaan masyarakat yang sedang memikirkan bagaimana nasibnya apabila PPKM darurat diberlakukan. Selain itu, apa yang mereka lakukan juga mengindikasikan rendahnya konsistensi pejabat publik dalam mematuhi kebijakan yang mereka buat sendiri.
Baca Juga
Tentunya, hal itu secara tidak langsung akan mempengaruhi kepatuhan masyarakat terhadap berbagai aturan yang disiapkan untuk menekan angka penularan Covid-19. Terlebih, Airlangga sendiri merupakan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN).
“Tidak punya sense of crisis. Apa yang mereka lakukan juga membuat bingung masyarakat. Masyarakat tidak boleh membuat acara yang tidak penting atau kumpul-kumpul. Tetapi pejabat publiknya malah sebaliknya, ini juga berpengaruh pada kepatuhan mereka,” tegasnya.
Lebih lanjut, Trubus menyebut apa yang dilakukan oleh Airlangga dan Agus bukanlah blunder pertama pemerintah di masa pandemi Covid-19. Belum lama berselang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilainya juga melakukan kesalahan yang sama, mendatangi acara Musyawarah Nasional (Munas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Kendari, Sulawesi Tenggara.
“Jokowi juga sebelumnya sama, datang ke acara Munas Kadin di Kendari. Bukan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Datang secara virtual memberikan sambutan lewat teleconference seharusnya bisa kan,” ungkapnya.
Senada, pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia Agus Pambagio menilai pejabat publik di Tanah Air sudah berulang kali memperlihatkan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Tentunya hal tersebut berimbas pada kepercayaan dan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap pemerintah.
“Sudah basi, berapa kali pejabat pemerintah tidak memberikan contoh yang baik di tengah pandemi ini. Kumpul-kumpul biar risiko mereka yang tanggung sendiri,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (2/7/2021).
Agus sendiri mempertanyakan urgensi dari acara pemberian penghargaan itu sampai dua orang menteri harus hadir secara langsung. Terlebih keduanya datang mengatasnamakan pemerintah, alih-alih partai politik yang mengusungnya.
Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti mengatakan Jokowi sepatutnya mengambil tindakan tegas terhadap kedua pembantunya itu. Apabila dibiarkan, hal itu makin menggerus wibawa presiden yang notabene adalah kepala negara sekaligus pemerintahan.
‘Memberikan contoh tidak baik jelas, presiden harus tegas bukan membiarkan begitu saja. Kalau membiarkan seolah membenarkan hal itu, kasus yang sama juga ketika pejabat tinggi daerah mengadakan pesta ulang tahun di tengah kondisi seperti saat ini,” katanya kepada Bisnis, Jumat (2/7).
Adapun, terkait motif kedua menteri itu datang ke acara pemberian penghargaan Ikatan Cinta menurut Ray dilatarbelakangi oleh kepentingan politik keduanya yang berasal dari Partai Golkar. Seperti diketahui, Airlangga digadang-gadang sebagai salah satu calon presiden di Pilpres 2024.
‘Tentunya itu salah satu upaya mereka untuk mencari kepopuleran di tengah masyarakat. Karena seperti kita tahu sinetron itu digemari sekali oleh masyarakat kita. Kalau bukan itu, apalagi? Tidak ada urgensinya bagian dari pemerintah [untuk] datang,” tegasnya.
Paling Banyak Ditonton
Airlangga sempat menjelaskan mengapa dirinya dan Agus memberikan penghargaan kepada sinetron yang dibintangi oleh Arya Saloka dan Amanda Manopo itu. Manurutnya, sinetron tersebut patut diapresiasi lantaran mampu meraih jumlah penonton yang fantastis setiap harinya.
Sebagai catatan, penghargaan yang diberikan untuk sinetron tersebut adalah penghargaan “Program TV yang Paling Banyak Ditonton dan Menghibur Masyarakat Selama Pandemi."
"Sebuah kreasi kreatif di tengah pandemi Covid-19 dan menyedot 43% dari masyarakat untuk menonton adalah hal yang extraordinary bukan hal yang biasa di tengah berbagai kalangan mencari cara agar bisa keluar dari pandemi," katanya pada Kamis (1/7/2021).
Menurut Airlangga, sebagai tayangan hiburan, Ikatan Cinta menurutnya juga ikut membangun optimisme masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, prestasi serta semangat para pemain dan kru Ikatan Cinta bisa menginspirasi masyarakat untuk tetap beraktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menganugerahkan Penghargaan "Karya Ekonomi Kreatif dengan Pencapaian Penonton Terbanyak di Indonesia Saat Pandemi" untuk serial drama "Ikatan Cinta" besutan MNC Pictures.
"MNC baru saja memecahkan rekor dunia, salah satu sinetronnya, Ikatan Cinta, 100 hari berturut-turut mencapai share sangat tinggi, di atas 40 persen. Nah, ini inspirasi yang bisa kita dapat," ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam Webinar MNC Group bertajuk "Semangat Ekonomi Kreatif di Tengah Masa Pandemi", dikutip dari keterangan tertulisnya.
Berbagai stimulus, menurut Sandiaga, diberikan Kemenparekraf kepada para pelaku ekonomi kreatif agar mereka bisa menjadi pemenang di tengah pandemi ini, mulai dari pemberian dana hibah hingga mendorong mereka beralih ke digital.
"Kami akan all out, kita akan beri stimulus, karena sektor ekonomi kreatif kita sudah nomor 3 besar dunia," tuturnya.