Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nakes Tumbang, Dokter Minta Pemerintah Tarik Rem Darurat

Rumah sakit di kota-kota besar mulai kewalahan akibat penumpukan pasien dan antrean panjang di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Sebuah kalimat penyemangat tertulis di hazmat salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021)./Antara
Sebuah kalimat penyemangat tertulis di hazmat salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Persatuan profesi dokter mendesak pemerintah agar menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seiring kekhawatiran kolapsnya rumah sakit yang terlampau penuh oleh pasien Covid-19 di berbagai daerah.

Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) M. Adib Khumaidi mengatakan rumah sakit di kota-kota besar mulai kewalahan akibat penumpukan pasien dan antrean panjang di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Apalagi, menurut catatannya, sudah ada 401 dokter yang meninggal akibat Covid-19 per 25 Juni 2021, termasuk empat dokter pada Minggu siang. Khusus pada Juni, sudah ada 30 dokter wafat.

Untuk itu, diperlukan langkah tegas dari hulu yang dapat mengatasi lonjakan pandemi kali ini.

“[Pertama] agar pemerintah pusat memberlakukan PSBB ketat serentak terutama di Pulau Jawa minimal 2 minggu. [Kedua] agar pemerintah atau pihak yang berwenang memastikan implementasi serta penerapan PSBB yang maksimal,” katanya dalam konferensi pers pada Minggu (27/6/2021).

Sejumlah organisasi profesi kedokteran yang turut mendukung langkah ini adalah Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).

Dalam keterangan tersebut, para dokter juga meminta agar pemerintah memastikan program vaksinasi dapat dipercepat, bahkan meminta agar target dinaikkan menjadi 2 juta per hari.

Adapun untuk tracing dan testing harus dilakukan secara masif, termasuk untuk anak dan remaja. Standar WHO sebesar 1.000 orang per pekan harus dapat dipenuhi oleh setiap kepala daerah.

“Kita tidak dalam kondisi baik-baik saja, ini kondisi extraordinary. Kami sangat mengharapkan pemerintah untuk melakukan langkah extraordinary segera, lebih cepat, lebih tegas,” kata Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI) Erlina Burhan mengatakan


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper